Selasa 08 Sep 2015 01:14 WIB

Hindari Politisasi, MKD Harus Segera Proses Setya dan Fadli

Rep: C07/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Ketua DPR Fadli Zon selfie bersama pendukung capres AS Donald Trump.
Foto: Reuters
Wakil Ketua DPR Fadli Zon selfie bersama pendukung capres AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Hukum M Nasef menyayangkan hadirnya romboangan Ketua DPR Setya Novanto dengan pengusaha Amerika Serikat dalam kampanye Donald Trump.

"Saya kira isu ini masih simpang siur, apakah memang kejadian itu sudah disetting dari awal atau memang terjadi secara kebetulan," kata Nasef, Senin (7/9).

Menurut Nasef bila memang sudah disetting dari awal, maka pertemuan tersebut sangatlah tidak etis. Sebab kedua orang pimpinan DPR Setya Novanto dan Fadli Zon berada di sana dalam kapasitasnya sebagai pimpinan DPR.

Oleh karena itu, sambung Nasef, rencana Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) memproses kedua pimpinan DPR itu sah-sah saja, sekaligus untuk memperjelas kesimpangsiuran itu. 

Sebab, lanjutnya, isu tersebut bisa saja dijadikan komoditas oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Jadi, agar isu ini tidak menjadi bola liar yang syarat politisasi, sebaiknya diserahkan saja kepada mekanisme yang berlaku.

Televisi AS menyiarkan Setya bersama Fadli Zon menghadiri kampanye Donald Trump. Trump sempat memperkenalkan Setya pada publik AS dan bertanya kepadanya.

"Apakah rakyat Indonesia menyukai saya?" Setya menjawab pertanyaan dengan singkat,"ya". Akibatnya, kedua pimpinan DPR itu mendapat kecaman karena hadir sebagai Ketua DPR RI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement