Senin 07 Sep 2015 09:20 WIB
Polemik DPR temui Trump

Pertemuan Setnov dan Trump tak Bermanfaat

Ketua DPR Setya Novanto menghadiri kampanye kandidat capres AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Foto: Reuters
Ketua DPR Setya Novanto menghadiri kampanye kandidat capres AS dari Partai Republik, Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai kehadiran sejumlah pimpinan DPR dalam kampanye calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai sesuatu yang nyleneh dan tidak ada manfaatnya bagi rakyat sehingga wajar jika menimbulkan reaksi negatif.

"Agenda keberangkatan para wakil rakyat itu ke Amerika Serikat untuk menghadiri forum pertemuan anggota parlemen sedunia, kok sampai nyasar ke tempat kampanye Donald Trump," kata Karyono Wibowo, Senin (7/9).

Karyono mengatakan bila pertemuan itu tidak dalam kapasitas pimpinan DPR, barangkali tidak akan menimbulkan kontroversi di masyarakat. Namun, karena pertemuan dilakukan dalam kapasitas sebagai pimpinan DPR, merupakan hal yang wajar bila publik melakukan protes.

Menurut Karyono, publik berhak mempertanyakan apakah pertemuan tersebut dilakukan menggunakan fasilitas dan uang negara atau tidak. Karena itu, Mahkamah Kehormatan DPR perlu memanggil para wakil rakyat itu untuk memperjelas apakah ada pelanggaran kode etik.

"Menurut saya pertemuan itu justru menyisakan pertanyaan, ada kepentingan apakah antara pimpinan DPR dan rombongan sehingga perlu bertemu dengan Donald Trump?" tanyanya.

Karyono mengatakan pimpinan DPR perlu memberikan penjelasan sejelas-jelasnya kepada publik di Indonesia tujuan pertemuan tersebut. Apakah benar pertemuan tersebut berhubungan dengan bisnis Trump di Indonesia seperti dijelaskan Wakil Ketua DPR Fadli Zon

"Bila betul itu, apa kepentingannya terhadap bisnis Trump di Indonesia? Apakah tujuannya meningkatkan investasi Amerika Serikat ke Indonesia atau membendung pengaruh Cina? Ini perlu diklarifikasi agar publik bisa memahami," tuturnya.

Namun, bila benar tujuannya terkait dengan bisnis Trump di Indonesia, Karyono menilai pimpinan DPR terlalu berspekulasi bila kemudian melakukan pendekatan dengan miliuner tersebut.

"Karena belum tentu Donald Trump menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 mendatang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement