Ahad 06 Sep 2015 19:51 WIB

‘Pendidikan Tanggung Jawab Bersama’

Rep: c13/ Red: Karta Raharja Ucu
Kebanyakan bocah miskin yang tidak juara, masih sulit untuk bisa duduk di bangku sekolah.
Foto: Panca/Republika
Kebanyakan bocah miskin yang tidak juara, masih sulit untuk bisa duduk di bangku sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono mengatakan, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Artinya, masyarakat dan pemerintah perlu beriringan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

Hikmat menceritakan pengalamannya yang selalu menemukan beberapa pihak ihwal kondisi pendidikan di Indonesia. Mereka juga, kata dia, meminta cara untuk bisa memperbaiki permasalahan tentang pendidikan.

“Siapa yang bertanya, dia pula yang bertanggungjawab,” ucap Hikmat dalam Jumpa Pers Kelas Inspirasi Jakarta Angkata Empat (KI Jakarta#4). Hal ini bermaksud bahwa permasalahan pendidikan bukan menjadi tanggungjawab segelintir orang. Akan tetapi, jelasnya, menjadi tugas bersama.

Dengan peran itu, Hikmat menerangkan Indonesia Mengajar maupun Kelas Inspirasi merupakan salah satu caranya. Menurutnya, program-program ini harus menjadi gerakan. Sehingga, lanjut dia, perbaikan pendidikan bisa dilakukan bersama-sama.

Pada kesempatan sama, Koordinator KI Jakarta#4 Nalendra Wiryawan menerangkan perihal program KI. Ia mengaku program ini tidak bisa memperbaiki pendidikan secara instan. “Kita tahu program ini tidak bisa perbaiki pada hari ini juga,” kata dia.

Namun Nalendar percaya hal yang akan terjadi pada sepuluh atau 15 tahun mendatang. Ia meyakini efek program KI maupun IM bisa dirasakan pada tahun-tahun itu.

Kelas Inspirasi adalah gerakan para profesional turun ke Sekolah Dasar (SD) selama sehari. Para relawan itu akan berbagi cerita dan pengalaman kerja kepada anak-anak. Mereka juga akan berupaya untuk memberikan motivasi kepada para siswa untuk meraih cita-cita.

KI sendiri tidak hanya diselenggarakan di Jakarta tapi kota lain juga. Hikmat mengungkapkan, selama empat tahun sudah ada 106 kota yang melaksanakan program ini. Untuk peserta maupun panitianya sendiri sudah puluhan ribu.

Mengenai anggaran, Hikmat mengaku Indonesia Mengajar tidak menyediakan biaya sama sekali. Menurut dia, program  ini terlaksana karena relawan, baik pikiran, fisik maupun materi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement