Ahad 06 Sep 2015 17:02 WIB

Petani di Lampung Selatan Mundurkan Musim Tanam

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Maman Sudiaman
Petani di sawah yang alami kekeringan.
Foto: Antara
Petani di sawah yang alami kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Musim kemarau masih terus berlanjut hingga Ahad (6/9), membuat petani di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, terpaksa memundurkan musim tanam. Dampaknya, harga beras di pasaran mulai naik dan petani beralih profesi.

 

Hujan yang belum turun, membuat petani di Kecamatan Palas dan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, memundurkan musim tanam dari awal September menjadi November 2015. Mereka terpaksa beristirahat mengolah lahan sawahnya dan menunggu datangnya hujan. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, banyak petani beralih ke perdagangan dan menjadi buruh bangunan.

"Kami terpaksa mundurkan musim tanam, tadinya awal September ini kami mengolah lahan sawah, tapi karena belum hujan, khawatir tanaman padi kami mati," kata Hasan, petani di Palas, Lampung Selatan.

Untuk saat ini, kata dia, beberapa petani sudah meninggalkan desanya mencari pekerjaan lain sebagai buruh bangunan. Ada juga petani, beralih menjadi pedagang di pasar, dengan memasok sayuran dari luar.

Hal sama terjadi pada petani di Sidomulyo. Mereka belum berani menggarap lahan sawahnya setelah panen pada Agustus lalu. Menurut Darsono, petani setempat, lahan sawah sistem tadah hujan ini, sangat bergantung dengan hujan dan panas. Soalnya, kata dia, petani tidak mau gagal tanam karena masih musim kemarau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement