REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan Nahdlatul Ulama (NU) untuk berpartisipasi, mendukung, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun bangsa.
"NU punya jamaah yang luar biasa, yang terbesar. Tidak ada organisasi yang punya jamaah sebesar ini, itu berarti setiap kemajuan dan kemunduran juga turut dirasakan," kata Wapres usai pengukuhan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2015-2020.
Diharapkan dengan 85 juta jamaahnya, NU memotivasi mereka agar dapat pendidikan untuk Islam Nusantara yang moderat dan damai. Karena berbagai krisis yang terjadi di berbagi belahan dunia karena ada beberapa hal yaitu radikalisme ideologi, radikalisme politik serta masalah alam yang juga menjadi tantangan saat ini.
"Kita bersyukur itu tidak terjadi di sini, tidak seperti Afganistan, Suriah dan negara-negara Timur Tengah lainnya," katanya.
NU bersama Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, karena itu, kata Wapres, jajaran pengurus yang baru dikukuhkan bertanggung jawab terhadap umat untuk dilayani dan ditingkatkan ekonominya, pendidikan serta amalannya. Wapres juga mengharapkan NU ke depan bukan hanya bicara shalawat, istighotsah dalam artian agama tapi dalam pembangunan, ekonomi dan pertanian.
"NU sebagai bagian bangsa yang besar tentu akan merasakan kesulitan apabila bangsa juga kesulitan. Tantangan terbesar NU ke depan bagian dari upaya memakmurkan bangsa, menjaga ukhuwah islamiyah supaya tidak terjadi gesekan," ujar Wapres.
Termasuk dalam ekonomi global, NU juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas warga Nahdliyin yang ada di perbagai bidang.