REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Luasan areal pertanian di Kabupaten Sukabumi yang terkena dampak kekeringan mencapai 6.018 hektare. Lahan pertanian tersebut sebagian diantaranya mengalami gagal panen atau puso.
Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, luasan lahan kekeringa tersebut tercatat sejak Juni hingga Agustus 2015 lalu. Rinciannya sebanyak 722 hektare puso, sebanyak 1.119 hektare rusak berat, sebanyak 2.876 kerusakan sedang, dan terakhir kerusakan ringan seluas 1.222 hektare.
‘’Data yang kami peroleh luasan yang kekeringan makin banyak,’’ ujar Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada wartawan Kamis (3/9). Terakhir, pada Agustus lalu saja tercatat yang kekeringan mencapai 1.830 hektare.
Masalah kekeringan ini ungkap Sudrajat jelas merugikan para petani yang lahannya gagal panen seluas 722 hektare. Di mana, diperkirakan dari satu hektare lahan para petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Hal ini bila didasarkan dari satu hektare dihasilkan sebanyak enam ton padi dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Jika dikurangi biaya produksi sekitar Rp 15 juta, per hektare maka kerugian bisa mencapai Rp 10 miliar. DPTP lanjut Sudrajat, telah meminta bantuan kepada Pemprov Jawa Barat agar segera membuat hujan buatan.
Khususnya dilakukan di lahan pertanian yang tengah membutuhkan pasokan air seperti di wilayah utara Sukabumi seperti Kecamatan Cibadak dan Sukaraja. Namun, pelaksanaanya harus menunggu adanya gumpalan awan yang tebal.