Kamis 03 Sep 2015 15:07 WIB

Cabai Rawit Tembus Harga Rp 75 Ribu per Kg

Rep: arie lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Cabe rawit.
Foto: Republika/ Wihdan
Cabe rawit.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Harga sejumlah sayuran di Provinsi Jabar, terus berfluktuasi. Tertinggi adalah harga cabai rawit yang saat ini harganya menyentuh Rp 75 ribu per kilogram (kg). Kondisi ini akibat minimnya pasokan dari daerah sentra sebagai dampak musim kemarau.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar yang terus melakukan pemantauan harga komoditas cabai rawit menyebutkan, kenaikan harga di sejumlah cukup bervariasi. Dari tujuh kota pantauan, harga cabai rawit tertinggi terjadi di Bogor menyentuh Rp 75 ribu per kg. Sedangkan harga terendah ada di Tasikmalaya yang mencapai Rp 65 ribu per kg.

“Harga cabai ini mulai merangkak naik dalam seminggu terakhir,” kata Kepala Disperindag Jabar Ferry Sofwan, Kamis (3/8). Dia mengatakan, kenaikan harga cabai karena mengikuti lonjakan harga komoditi lain seperti daging sapi dan daging ayam.

Kenaikan ini, terjadi murni akibat pasokan yang mulai berkurang dari sentra produksi seperti Garut dan Sukabumi. “Pasokan cabai rawit sudah mulai berkurang karena masa panen sudah lewat sejak lama,” ujarnya.

Disperindag Jabar, kata dia, tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kenaikan tersebut. Pasalnya, kata dia, hal ini merupakan bagian dari hukum pasar dimana pasokan minim, maka akan mendorong kenaikan sebuah komoditi barang kebutuhan pokok.

“Berbeda dengan daging ayam dan sapi, kami tidak bisa melakukan operasi pasar (OP). Tapi, cabai rawit barangnya tidak ada,” katanya.

Ferry memprediksi, harga cabai semakin sulit untuk turun menjelang perayaan Idul Adha 1436 H yang akan berlangsung pada 24 September mendatang. Melihat kondisi tersebut, dia berharap, masyarakat mengurangi konsumsi cabai rawit segar dan menggantinya dengan olahan cabai rawit seperti saos sambal. “Mudah-mudahan harga cabai rawit tidak terus meroket, jangan sampai menyentuh Rp 100 ribu kg,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement