Selasa 01 Sep 2015 22:10 WIB

Tenaga Kesehatan Berisiko Tertular Infeksi

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mencuci tangan
Foto: .
Mencuci tangan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pasien dan petugas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat berisiko terkena penularan infeksi terutama saat bertugas seperti operasi, mengambil darah, penutupan kembali jarum suntik atau cairan yang terinfeksi di laboratorium.

Untuk pencegahan dan pengendalian infeksi  tersebut yang terpenting adalah kebersihan tangan dengan cuci tangan pakai sabun di lima hal penting, kata Kepala  PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) RSUP Dr Sardjito Andaru Dahesihdewi pada acara Training of trainers (ToT) 300 petugas kesehatan medis dan non medis di wilayah Yogyakarta, di Ruang  Diklat  RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Selasa (1/9).

Infeksi terkait pelayanan kesehatan yang tersebar melalui kuman telah menjadi penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian. Berdasarkan data WHO secara global 10 persen pasien rawat inap menderita infeksi, sedangkan di Indonesia sebesar 9,8 persen. Bahkan menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia.

Lebih lanjut Andaru mengungkapkan  pasien yang datang ke rumah sakit tanpa terkena infeksi saluran kemih (ISK), setelah dirawat di rumah sakit sebanyak 30 persennya mengalami Infeksi Saluran Kemih, sekitar 17 persen pasien yang dioperasi berisiko infeksi, sebanyak 13 persen infeksi radang paru-paru. 

Semua terkait dengan kebersihan tangan.  Padahal kebersihan tangan merupakan satu-satunya cara praktis untuk mencegah infeksi. Dikatakan dia, pasien boleh menolak diperiksa oleh petugas kesehatan ketika petugas kesehatan belum cuci tangan untuk menjaga kebersihan tangan.

Menurut Kepala Bagian Promosi RSUP Dr Sardjito Sri Rahayu kebersihan tangan dilima saat penting adalah: 1. Sebelum menyentuh pasien; 2. Sebelum melakukan tindakan bersih/aseptic; 3. Setelah terkena cairan tubuh pasien;4. Setelah menyentuh pasien; 5. Setelah menyentuh benda-benda di sekeliling pasien.

Untuk membantu mengurangi angka infeksi terkait pelayanan kesehatan, lifebuoy dari PT Unilever bekerjasama dengan  Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Komisi Areditasi Rumah Sakit dan PERSADA  melakukan kampanye edukasi, “Sehat Ada di Tengan Kita”untuk memberikan edukasi dan sosialisasi agar kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga  angka infeksi HAI pada pasien maupun tenaga medis bisa ditekan, kata Social and Professional Marketing PT Unilever Tbk. Gracecielia Piscesianita.

Program edukasi “Sehat ada di Tangan Kita” untuk tenaga kesehatan  di DIY baru pertama kali diselenggarakan di RSUP Dr Sardjito. Dipilihnya RSUP Dr Sardjito karena RSUP Dr Sardjito sangat aware dengan program cuci tangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement