REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Kemarau yang berlangsung cukup panjang, menyebabkan jumlah warga Kabupaten Kebumen yang mengalami kesulitan mendapat air bersih semakin banyak. Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen Adi Pandoyo, menyebutkan hingga saat ini tercatat ada sekitar 106 ribu warga yang sudah mengalami kesulitan air bersih.
''Warga sebanyak itu tersebar di 87 desa yang berada di wilayah 17 kecamatan,'' jelasnya, Selasa (1/9).
Mengingat banyaknya warga yang membutuhkan bantuan air bersih dan terbatasnya keuangan yang dimiliki Pemkab, dia meminta kalangan masyarakat lain ikut membantu warga yang mengalami kesulitan air bersih. Antara lain dari kalangan pelajar dan PNS.
''Kami berharap para pelajar bisa menyisihkan yang jajannya dan PNS bisa menyisihkan sebagian kecil gajinya, untuk membantu saudara-saudara kita yang kesulitan air bersih. Kalau semua kebutuhan bantuan air bersih dibebankan pada Pemkab, kita tentu akan kesulitan karena kemarau kemungkinan masih akan berlangsung cukup lama,'' katanya.
Menurut Adi Pandoyo, berdasarkan data di BPBD Kebumen, hujan yang sudah tidak lagi pernah turun di wilayah Kebumen sejak Juni lalu, telah menyebabkan 106.379 jiwa dari 26.386 kepala keluarga mengalami krisis air bersih cukup parah parah.
Kekeringan terparah berada di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Sruweng, Sempor dan Kecamatan Pejagoan. ''Di Sruweng dan Sempor, masing-masing ada 11 desa. Sedangkan di Kecamatan Pejagoan ada 10 desa,'' jelasnya.
Untuk membantu warga yang kesulitan air bersih tersebut, Pemkab sudah menyalurkan cukup banyak bantuan air bersih. Adi Pandoyo menyebutkan, anggaran yang dialokasikan dalam APBD 2015 untuk program bantuan air bersih ini mencapai Rp 400 juta. ''Dengan dana tersebut, diperkirakan kami bisa membantu menyalurkan bantuan air sebanyak 2.056 tangki air berkapasitas 4.000 liter,'' jelasnya.
Dengan kemampuan penyeluran sebanyak itu, dia menyebutkan sisa anggaran tersebut sudah menipis. Sementara berdasarkan prakiraaan BMKG, kamarau kemungkinan akan berlangsung hingga Oktober 2015.
''Anggaran sebesar Rp 400 juta itu, kami pastikan tidak akan cukup untuk menyuplai kebutuhan air bagi sekitar 106 ribu warga hingga Oktober 2015. Kami perkirakan, perlu tambahan anggaran Rp 1 miliar lagi untuk mencukupi kebutuhan air bersih tersebut,'' jelasnya.
Yang jadi masalah, kata Adi Pandoyo, Pemkab kesulitan mengalokasikan lagi anggaran untuk bantuan air bersih, karena tahun ini di Kabupaten Kebumen akan dilaksanakan Pilkada serentak. ''Untuk menyelenggarakan pilkada, kami juga membutuhkan anggaran yang cukup besar. Karena itu, untuk menambah anggaran bantuan air bersih, kami cukup kesulitan,'' katanya.