REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, Wahyu Astuti menyampaikan penyelamatan terhadap batuan pagar candi prambanan yang ditemukan belum lama ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Hal ini lantaran jumlah bebatuan yang banyak.
Wahyu mengatakan, setelah menyelamatkan seluruh batuan, BPCB akan melakukan pemugaran pagar candi. “Target dalam waktu dekat ini ya menyelamatkan semua batu. Setelah itu kami pugar. Memang perlu waktu yang cukup panjang, karena perlu kajian terlebih dulu,” katanya pada Republika, Selasa (1/9).
Saat ini seluruh batuan yang berada di timur Kantor BPCB itu dikumpulkan dan dipindahkan menggunakan truk ke dekat Candi Prambanan. Menurut Wahyu, penemuan benda cagar budaya tersebut tidak disengaja.
Saat itu pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman sedang melakukan penggalian untuk pembuatan gorong-gorong di Dusun Kepatihan, Tamanmartani, Kalasan. Kurang lebih ada seratus batu berukuran antara 30 sampai 50 meter persegi yang ditemukan petugas.
Guna memastikan jenis bebatuan tersebut, petugas segera melaporkannya pada BPCB. Pihak BPCB pun meminta petugas penyusun candi atau steller untuk memeriksa temuan tersebut. Sampai akhirnya penyelamatan baru bisa dilakukan lakukan Senin (31/8).
Bebatuan tersebut lalu diangkut ke kompleks Candi Prambanan untuk melakukan anastylosis atau percobaan penyusunan batu candi. Terutama untuk bagian pagar Candi Prambanan. Karena salah satu batu yang ditemukan puncaknya berbentuk setengah lingkaran. Bagian tersebut diprediksi sebagai puncak dari pagar.
Wahyu menjelaskan, pada tahun 1923 di lokasi penemuan batu pernah berdiri sebuah bendungan. Namun BPCB belum bisa memastikan, apakah batuan tersebut memiliki hubungan struktural dengan bendungan atau tidak.
"Berdasarkan berita dari Belanda, memang zaman dulu bebatuan candi banyak dimanfaatakan masyarakat,” ujarnya. Termasuk untuk membuat tanggul atau memperkuat bangunan tertentu. Karena ukuran batu candi cukup besar dan lebih kuat dari yang lain.
Petugas Proyek Gorong-gorong DPUP, Ade mengatakan, dirinya menemukan batu Candi Pagar Prambanan di kedalaman dua meter. Batuan tersebut berbentuk persegi dan berukuran besar. Ia pun merasa tidak biasa dengan temuannya. Sehingga segera melapor ke BPCB.
"Waktu pertama lihat, sudah merasa batunya seperti yang ada di Candi Prambanan. Beda dengan yang biasanya. Lalu kami laporkan ke BPCB. Kebetulan lokasinya juga dekat dari tempat pengerjaan gorong-gorong," katanya.