REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen (puso) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, semakin meluas. Pada akhir Juli tercatat, area persawahan seluas 567 hektare mengalami puso. Sebulan kemudian luas tanaman padi yang puso bertambah menjadi 3.520 hektare. Namun, penanggulangan masalah kekeringan masih dinilai kurang siap.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Ciamis, Pipin Apilin mengatakan, bencana kekeringan setiap tahun selalu terjadi dan sudah dianggap biasa oleh pemerintah. Menurutnya, untuk menanggulangi masalah kekeringan harus diperhitungkan sejak awal karena masalah kekeringan terjadi setiap tahun.
"Jadi untuk menghadapi kekeringan di tahun 2016 harus dipersiapkan dari sekarang untuk mengurangi dampaknya," kata Pipin kepada ROL, Selasa (1/9).
Pipin menjelaskan, sebaiknya anggaran untuk sektor pertanian dibuat anggaran murni, artinya jangan dimasukan ke anggaran perubahan. Kalau di anggaran murni, bantuan penanggulangan bencana kekeringan akan turun di waktu yang tepat. Sementara, jika di anggaran perubahan, bantuan pompa air dan sebagainya kerap tidak terpakai karena datang terlambat.
"Bantuan mesin pompa kalau turun setelah tiba musim hujan ya tidak terpakai," ujar Pipin.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis. Pada akhir Juli, luas lahan persawahan yang kekeringan sekitar 3.955 hektare. Luas yang mengalami puso masih sekitar 567 hektare.
Pada catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan bulan Agustus, total luas lahan perswahan yang mengalami kekeringan mencapai 7.285 hektare dari luas tanam 28.393 hektare. Luas tanaman padi yang telah dinyatakan puso saat ini mencapai 3.520 hektare.
Kendati luas tanaman yang dipanen akan menurun karena banyak yang puso. Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (BP4KP) Kabupaten Ciamis, Yayat Sudaryat mengatakan, ketersediaan beras di Kabupaten Ciamis masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan kedepan.
Yayat menjelaskan, ketersediaan beras sampai Juni masih sebanyak 91.486 ton. Kebutuhan atau konsumsi masyarakat Kabupaten Ciamis akan beras sekitar 15.765 ton perbulan. Di bulan Agustus, ketersediaan beras tercatat masih sebanyak 60.503 ton.
Ketersediaan beras tersebut berasal dari produksi petani, cadangan, penyaluran raskin, beras yang keluar dan masuk ke wilayah Ciamis. Menurut Yayat, ketersediaan beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat masih dalam kondisi aman untuk beberapa bulan ke depan.