Selasa 01 Sep 2015 09:56 WIB

Puluhan Perusahaan Besar di Sumsel Siap PHK Karyawannya

Pekerja menggelar demo karena terkena PHK perusahaan.
Foto: Antara
Pekerja menggelar demo karena terkena PHK perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, MUSIWARAS -- Puluhan perusahaan besar di Kabupaten Musirawas, Sumatra Selatan, akan memutuskan hubungan kerja terhadap karyawannya karena pengaruh krisis ekonomi akibat nilai rupiah turun.

"Kami sudah mendapat surat tembusan dari beberapa perusahaan besar di wilayah itu bahwa mereka dalam waktu dekat akan memutuskan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Musirawas H Murtin, Selasa (1/9).

Dia mengatakan, dalam surat itu menyarankan beberapa perusahaan akan pemutusan hubungan kerja itu dimulai dengan tenaga harian lepas, kemudian akan merambat ke karyawan mengingat harga buah dan minyak kelapa sawit turun, maka harus mengurangi tenaga kerja.

Tidak ada alternatif lain dalam menjalankan roda manajemen perusahaan ke depan karena pendapatan dan pengeluaran sudah tak seimbang lagi, hal itu diperparah oleh nilai rupiah makin anjlok. Namun demikian pihaknya berharap agar perusahaan bisa menahan diri dan bertahan untuk tidak mengurangi tenaga kerja secara besar-besaran.

Karena hal itu akan berdampak kurang baik terhadap para buruh yang selama ini sudah menggantungkan nasib sebagai tenaga kerja di kampung sendiri. "Kita harap PHK yang dilakukan perusahaan itu harus memperhatikan aturan yang ada, jangan sampai terjadi menambah permasalahan baru," ujarnya.

Disnakertrans sedang melakukan pembinaan terhadap sejumlah perusahaan, jangan sampai akibat anjloknya komoditas perkebunan dan melemahnya nilai tukar Rupiah menyebabkan perusahaan tersebut tutup. Tentunya banyak pekerja yang tidak bisa bekerja lagi dan menimbulkan angka pengangguran besar-besaran, ujungnya berdampak buruk bagi kelanjutan sendi ekonomi di wilayah itu.

"Meskipun kita tak bisa mengintervensi perusahaan untuk memberlakukan PHK terhadap karyawannya, namun setidaknya akan berkoordinasi dan memberikan sosialisasi agar hal tersebut tidak terjadi," jelasnya.

Kasi Perselisihan Diasnakertrans Musirawas Subiyanto memprediksi perusahaan di wilayah itu banyak terancam bangkrut akibat kian terpuruknya mata uang rupiah terhadap dolar AS saat ini. Selain itu harga jual hasil perkebunan seperti buah kelapa sawit dan karet juga makin turun, otomatis perusahaan akan mengurangi tenaga kerja.

Dia mengatakan, harga komoditas perkebunan di daerah itu anjlok sudah satu tahun terakhir, sekarang diperparah lagi melemahnya mata uang rupiah sehingga membuat perusahaan terancam gulung tikar. Berdasarkan data yang masuk ke Disnakertrans ada puluhan perusahaan di Kabupaten Musirawas pada triwulan pertama 2015 sudah mengurangi tenaga kerja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement