REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti berkomitmen menyelesaikan konflik antara TNI dan Polri agar tidak berkepanjangan.
"Kalau konflik dengan TNI, tentu perlukan suatu penyelesaian yang tuntas," kata dia saat berada di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (31/8) malam.
Ia pun meminta kapolres di setiap daerah untuk proaktif jika ada potensi konflik yang melibatkan TNI. Pimpinan dua kesatuan harus segera duduk bersama dan mencari solusi. Badrodin pun menegaskan sudah melakukan pembicaraan untuk Panglima TNI untuk serius menangani konflik dua kesatuan.
"Sudah ada pembicaraan dengan panglima (TNI), pas lagi sama-sama kemarin," ujarnya.
Menurut Kapolri, keributan yang terjadi antara TNI-Polri layaknya akan kandung yang saling bertengkar.
Sebelumnya, bentrokan antara Polri dan TNI terjadi saat anggota polisi melakukan pengamanan motocross. Kesalahpahaman diduga terjadi saat polisi menegur anggota Batalyon 721. Keributan tersebut berhasil dilerai oleh Kapolres Polman Agoeng Adi Koerniawan yang disaksikan Pasi Ops Kodim 1402/ Polmas Kapten Inf Martani. Kedua belah pihak pun saling memaafkan.
Sekitar pukul 15.15 WITA terjadi penembakan terhadap Prada Yuliadi yang merupakan anggota Yonif 721/ Makassar. Peristiwa tersebut terjadi di Sirkuit Permanen Sport Center. Pelaku penembakan diduga dilakukan oleh anggota Polres Polman. Anggota kompi 721/ Makassar pun berusaha membalas dengan menyerang anggota polisi.
Kericuhan pun pecah. Prada Yuliadi yang terkena tembakan di bagian perut dilarikan ke RSU Polewali. Namun, nyawanya tidak tertolong.