REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebutkan, ada upaya untuk menggagalkan Pilkada Surabaya, dengan tidak diloloskannya pasangan Rasiyo-Dhimam Abror dalam verifikasi administrasi oleh KPU Surabaya. Akibatnya, KPU Surabaya akan kembali membuka pendaftaran untuk pasangan calon.
Menurut Zulkifli, kader yang diusungnya harus gagal lolos hanya karena nomor surat yang hilang satu. Ia menjelaskan, nomor tersebut digunakan oleh pasangan sebelumnya yang mengundurkan diri, sehingga nomor suratnya tidak bisa digunakan lagi.
"Ini aneh, masa ada yang bawa surat tapi menghilangkan diri. Saya kira ada usaha keras untuk mengagalkan Pilkada Surabaya menjadi 2017," kata Zulkifli di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, (31/8).
Karena itu, Zulkifli mengatakan, pihaknya akan berusaha keras untuk mengusung pasangan Rasiyo-Dhimam kembali. Pasalnya, pasangan tersebut tidak memiliki kesalahan fatal, sehingga berhak mencalonkan kembali.
Zulkifli menuding ada pembiaran dari KPU sehingga pasangan -pasangan yang maju menjadi gugur. Padahal, ia mengaku PAN sudah mendaftarkan diri dengan serius, agar Pilkada Surabaya berjalan dengan baik.
"Sekarang PAN tiba -tiba dibilang tidak sah. Pada semua pengurus sudah menyatakan sah. Ada juga yang sengaja daftar, tapi syaratnya tidak dilengkapi," ujar ketua umum PAN tersebut.
Dia juga menegaskan, PAN dan Demokrat bekerja serius dan sungguh-sungguh agar Pilkada Surabaya sukses. Karena daerah-daerah lain sudah bagus, Surabaya masih saja terkendala.
Zulkifli menegaskan tudingan ada surat palsu dari PAN tidaklah benar. Padahal, seluruh pengurus PAN menyatakan bahwa surat yang dikeluarkan itu adalah asli. Terkait dengan tunggakan pajak yang dimiliki oleh Dhimam, ia mengatakan sebenarnya hal itu bisa diantisipasi sebelum ditetapkan.
"Kalau kandidat kami diperlakukan tidak adil, sekjen PAN dan Demokrat, akan pergi ke DKPP, KPU dan Panwaslu," ujar Zulkifli.