Senin 31 Aug 2015 10:54 WIB

Istilah Raskin akan Diganti Jadi Rastra

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berbicara saat memimpin rapat koodinasi Peningkatan Sinergi Dalam Mendukung Efektifitas Program Raskin dalam Kerangka Penanggulangan Kemiskinan di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (24/3).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berbicara saat memimpin rapat koodinasi Peningkatan Sinergi Dalam Mendukung Efektifitas Program Raskin dalam Kerangka Penanggulangan Kemiskinan di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pemerintah akan mengganti istilah beras miskin (Raskin) menjadi beras untuk keluarga sejahtera (Rastra). Menurut dia, istilah ini sudah lama dibahas dalam rapat dengan Menko Perekonomian dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

“Berbagai program pemerintah ditambah kata sejahtera, seperti Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan bukan Kartu Keluarga Miskin. Sehingga, Raskin pun berubah menjadi Rastra," katanya, Senin, (31/8).

Kondisi beras di gudang Bulog, ujar Khofifah, merupakan beras Rastra terbaik yang pernah dilihatnya. Dia menglaim beras tidak berwarna coklat, tidak menir, tidak berbatu, tidak apek, dan tidak berkutu.

“Beras di sini berkualitas terbaik yang pernah saya lihat. Selain itu, beras ini merupakan hasil dari para petani setempat yang diserap oleh Bulog Kabupaten Nganjuk."

Stok Rastra aman hingga Oktober dan siap didistribusikan oleh Bulog. Rastra merupakan beras bersubsidi dari pemerintah sehingga harganya tetap. Untuk harga tebus Rp 1.600 hingga Rp 2.000 per kilogram.

“Kami sudah berkirim surat kepada Kementerian Dalam Negeri terkait permohonan untuk meng-cover ongkos angkut. Hal itu, sebagai antisipasi jika tidak di-cover oleh pemerintah daerah," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement