REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengajukan permohonan pelaksanaan hujan buatan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk sejumlah lahan di beberapa wilayah yang terkena dampak kekeringan. Apalagi dampak perubahan iklim yang memicu kekeringan diperkirakan hingga Desember.
“Dalam upaya mempertahankan kondisi pertanaman yang ada dilapangan, kami mengajukan permohonan pelaksanaan pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan untuk wilayah sentra produksi padi,” ujar Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi di Kota Mataram, Kamis (27/8).
Ia menuturkan, kondisi pertanaman lahan sawah di NTB yang harus diamankan sampai Agustus adalah 114,483 Ha, dengan rincian padi sebanyak 62.341 Ha, jagung 18.773 Ha dan kedelai 33.639 Ha. Hingga kini, menurutnya, luas kekeringan di NTB sampai dengan 18 Agustus sebesar 5.108,30 Ha dengan rincian kekeringan ringan 1.220,30 Ha, sedang 1.845,00 Ha, berat 1.167,00 Ha dan Fuso 876,00 Ha.
Zainul Majdi menambahkan kabupaten dengan tingkat kekeringan terluas adalah Sumbawa Barat, Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Barat dan Lombok Tengah. Dimana, keenam wilayah tersebut merupakan sentra produksi padi.