REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar operasi hujan buatan di empat wilayah untuk menangani masalah kebakaran lahan dan hutan serta kekeringan.
"BNPB dan BPPT terus melakukan operasi hujan buatan di empat wilayah secara serempak dengan posko di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Jakarta," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (27/8).
Sutopo menjelaskan operasi hujan buatan di Riau, Sumatera Selatan dan Kalimatan Barat diprioritaskan untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan, sedangkan hujan buatan di Jakarta untuk mengatasi masalah kekeringan.
Dia menyebutkan operasi hujan buatan itu direncanakan dilakukan hingga November 2015. Ada empat pesawat terbang dikerahkan untuk menebarkan ratusan garam ke dalam awan-awan potensial.
Selain itu, kata dia, BNPB juga mengerahkan delapan helikopter untuk pemboman air untuk pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
"Meskipun kebakaran lahan dan hutan di Jambi terus meluas dalam dua minggu terakhir, Gubernur Jambi belum menentukan status siaga darurat. Akibatnya pemadaman banyak kendala. Asap menyebar bukan hanya di wilayah Jambi tapi juga menyebar ke Riau dan Kepri," ungkap Sutopo.
Menurut dia, BNPB sudah melakukan koordinasi dan meminta agar Pemda Jambi menetapkan status siaga darurat, namun sampai sekarang masih belum dilakukan.
Dia juga mengatakan bahwa permintaan bantuan hujan buatan dan "water bombing" pun belum disampaikan Pemda Jambi kepada BNPB sehingga kebakaran hutan dan lahan masih terus meluas.
"Padahal, upaya pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman. Kebakaran hutan dan lahan sesungguhnya bisa dicegah," kata dia.
Dampak kemarau di wilayah Indonesia makin meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah.
Berdasarkan data BMKG hasil pantauan Satelit Modis pada Rabu (26/8), banyak daerah di Indonesia memiliki beberapa titik api, antara lain di Kalteng 523 titik api, di Kalbar 161, di Sumsel 155, di Kalsel 80, di Kaltim 70, di Jambi 69, di Babel 10 dan di Riau empat.
"Asap sepanjang hari menutupi beberapa daerah. Asap di Riau sebagian besar berasal dari kiriman Jambi dan Sumsel. Sementara itu, kebakaran hutan di Gunung Slamet dan Gunung Lawu juga belum dapat dipadamkan," ujar Sutopo.