REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima sejumlah tokoh dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Istana Merdeka, Kamis (27/8). Presiden meminta NU menenangkan umat di tengah melemahnya perekonomian Tanah Air.
"Saya diminta untuk menenangkan masyarakat Nahdliyin karena ekonomi yang sedang melemah. NU akan memberikan pemahaman kepada mereka, karena ini faktor ekonomi global," ujar Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj usai pertemuan.
Ia mengimbau pada warga NU untuk tetap bekerja keras di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Sementara NU mendorong optimisme di masyarakat, pemerintah juga bekerja untuk menstabilkan harga barang pokok agar tidak membebani rakyat.
"Kita harus memberikan rasa optimisme, jangan sampai putus asa. Insya Allah pemerintah akan berusaha keras dalam sebulan dua bulan ini," katanya.
Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin mengatakan, dalam pertemuan dengan Presiden, mereka juga sempat membahas sejumlah isu terkini. Selain isu ekonomi, dibahas pula perkembangan upaya pemberantasan terorisme di Indonesia.
"Kami siap melakukan kemitraan dengan pemerintah untuk mengatasi paham-paham yang menyimpang," ucap Ma'ruf.
Dalam kesempatan yang sama, NU juga menyampaikan hasil Muktamar yang telah digelar pada awal Agustus lalu pada Jokowi.
Mereka turut mengundang Presiden Jokowi untuk hadir dalam acara pengukuhan pengurus baru NU masa khidmat 2015-2020 yang akan digelar pada 5 September mendatang di Masjid Istiqlal.