Kamis 27 Aug 2015 05:06 WIB

PKS Optimistis Indonesia Emas Bisa Lebih Cepat

Rep: Agus Raharjo/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) optimistis pencapaian Indonesia Emas dapat lebih cepat dari rencana semula pada 2045. Indonesia Emas adalah saat Indonesia mampu besar dan disegani di dunia.  

Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman mengatakan, Indonesia harus optimistis untuk menyongsong Indonesia Emas. Sebab, Indonesia memiliki modal yang sangat cukup mendorong tercapainya target itu.

Selain modal geografi dan bonus demografi, masih ada modal yang juga penting yang sudah dimiliki oleh rakyat Indonesia, yaitu, modal sosial sebagai bangsa.

Menurut Sohibul, modal sosial inilah yang membuat Indonesia sebagai bangsa paling majemuk di dunia mampu bertahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak merdeka 70 tahun lalu.

PKS, kata Sohibul, percaya Indonesia dapat menjadi besar dan disegani dalam waktu tidak terlalu lama. Tidak perlu menunggu hingga tahun 2045 sebagai masa emas Indonesia. Kalau semua pihak dapat memanfaatkan modal-modal yang sudah ada, Indonesia Emas dapat terjadi pada 2035.

“Jadi, 10 tahun lebih cepat dari Indonesia Emas,” kata dia saat memberi sambutan dalam seminar Kebangsaan “Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka” di kompleks parlemen Senayan, Rabu (26/8).

Sohibul menambahkan, hal itu karena modal sosial yang dimiliki Indonesia mengharuskan adanya proses interaksi. Dengan proses interaksi ini, tercipta kebaikan-kebaikan. Semakin proses interaksi ini digunakan untuk kebaikan, manfaatnya juga akan semakin besar.

Namun, ada beberapa syarat untuk membuat modal sosial ini berguna bagi bangsa dan negara. Pertama, adanya rasa memiliki bangsa Indonesia oleh seluruh rakyat. Kedua, adanya rasa kebersamaan di antara semua elemen. Lalu yang ketiga adalah sikap saling percaya diantara seluruh komponen bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement