Rabu 26 Aug 2015 23:26 WIB

Boyolali Siaga Kekeringan Hingga September

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Bencana kekeringan mulai dirasakan dampaknya oleh warga Kabupaten Boyolali, Jateng. Menghadapi kondisi alam seperti ini, pemkab setempat memberlakukan status 'Siaga Kekeringan'.

Meluasnya dampak musim kemarau di sana, pemkab memberlakukan status siaga kekeringan hingga September mendatang. ''Dari data di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Boyolali tercatat ada 44 desa tersebar di enam kecamatan yang saat ini mengalami krisis air bersih,'' kata Nur Khamdani, Kepala BPBD setempat, Rabu (26/8).

Nur Khamdani mengatakan, ''kita tetapkan siaga kekeringan hingga September. Ketetapan ini berdasarkan pada BMKG (Badan Meteorolofi Klimatologi dan Geofisikan) dimana puncak kemarau terjadi di bulan itu''.

Dengan penetapan 'Siaga Kekeringan', pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi krisis air bersih. Bantuan air bersih sudah dianggarkan Rp 106 juta. Dana ini disediakan Bagian Kesra Setda Boyolali.

Droping air diutamakan di desa yang rawan kekeringan dan tidak ada sumber air. Setidaknya ada enam kecamatan yang saat ini krisis air bersih, yaitu Wonosegoro, Juwangi, Kemusu, Klego, Selo, dan Musuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement