REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Langit Tarakan Kalimantan Utara dihiasi sebuah fenomena langit berbentuk corong dari awan. Fenomena yang biasa disebut dengan waterpouts terjadi pukul 08.40 WITA, Rabu (26/8).
Informasi dati Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), waterpouts terbentuk pada air laut hangat saat kondensasi antara air hujan dan awan yang berisi udara sejuk dan lembab terjadi. Waterpouts kadang terlihat seperti corong awan yang mengancam dan turun dari awan.
Waterpouts atau tornado di atas air biasanya terjadi di atas perairan laut tropis yang hangat. Pada umumnya fenomena ini digolongkan menjadi dua kategori. Pertama, waterpouts cuaca tenang. Kategori ini berkembang saat cuaca tenang yang terbentuk hanya di air terbuka. Kemudian naik ke atas menuju awan lalu membentuk corong.
Kedua, waterpouts tornadik, kategori ini terjadi di atas tanah atau daratan. Kemudian pindah dan berjalan di atas air membentuk badai besar. Ketegori ini dapat menyebabkan angin kencang, hujan es dan petir yang berbahaya. Untuk semua waterpouts rata-rata memiliki ukuran beberapa kaki hingga ratusan kaki.
Dari pantauan BMKG, fenomena waterpouts di Tarakan tersebut tergolong dalam kategori waterpouts cuaca tenang yang mempunya lima siklus hidup. Tahap pertama waterpouts ini akan membentuk disk di permukaan air yang dikenal sebagai dark spot. Kemudian membentuk pola spiral di permukaan air.
Tahap ketiga, pembentukan cincin semprot (spray ring). Tahap empat waterpouts ini membentuk corong yang terlihat. Tahap keempat ini biasa disebut mature vortex. Sedangkan tahap kelima sudah menyeluruh.
Kekuatannya bisa membalikan perahu, merusak kapak besar, dan mengancam kehidupan. BMKG meminta masyarakat berhati-hati dengan menjaga jarak atau menghindar saat fenomena ini terjadi.
Tahap 5 adalah saat waterspouts ini meluruh. Kekuataan waterspouts dapat membalikkan perahu, merusak kapal-kapal besar dan mengancam kehidupan. Masyarakat harus ekstra hati-hati, menjaga jarak dan menghindarinnya.