REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Calon independen bupati Bima Abdul Khayir dan calon wakil bupati Bima Abdul Hamid (KH) akan mengandalkan tatap muka secara langsung dengan masyarakat. Pasangan KH akan berkeliling dan terjun langsung ke kampung-kampung di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Agar tidak dibilang meniru gaya Presiden Joko Widodo (Jokowi), KH menggunakan istilah Bima untuk terjun ke masyarakat, yakni lamba rasa. “Kalau sekarang istilah yang lagi ngetrennya, blusukan, tapi kalau kita akan lamba rasa lah, ini kan Kabupaten Bima,” kata Abdul Khayir, Rabu (26/8).
Dengan mengusung konsep lamba rasa, pasangan calon dengan nomor satu ini akan lebih fokus mengunjungi basis masyarakat di bawah. Kunjungan ke masyarakat langsung akan lebih banyak dilakukan karena potensi mengganggu ketertiban umumnya relatif lebih kecil.
Sebelumnya, KPU Kabupaten Bima menggelar Rapat Pleno Pengundian Nomor Urut Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima, Selasa (25/8). Secara mengejutkan, pasangan calon bupati Bima dari jalur perseorangan Abdul Khayir-Abdul Hamid (KH) meraih nomor urut 1. Calon independen bupati Bima Abdul Khayir mengaku bersyukur mendapatkan nomor urut satu. Dia juga berterima kasih kepada masyarakat Bima yang telah memberikan dukungan 44.027 KTP sehingga dirinya bisa ikut serta dalam Pilkada Kabupaten Bima.
Khayir mengakui, semula calon independen dipandang sebelah mata. Namun, hal itu justru semakin memacu KH bersama tim terus bekerja keras dengan membuktikan keseriusannya kepada rakyat. "Lolosnya KH menjadi peserta Pilkada Bima justru membuktikan KH mendapat tempat di hati rakyat," ujarnya.