REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka mendorong berkembangnya riset di bidang kesehatan berbasis bioteknologi, PT Bio Farma (Persero), Kementerian Kesehatan serta Kementerian Riset dan Teknologi menggelar Simposium Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional (FVRN). Acara yang akan digelar selama dua hari, 26-27 Agustus 2015 itu bertujuan mencari penemuan vaksin baru di dalam negeri.
Wakil Ketua FRVN 2015, dr Novilia S Bahtiar menyatakan acara ini akan fokus pada riset terkait life science. Dimana harapannya hasil riset dapat berguna untuk bidang pengobatan dan kesehatan.
"Contohnya seperti stem cell dan biosimilar," ujarnya di Hotel Harris Jakarta, Rabu (26/8).
Penelitian juga menurut Novilia mulai diarahkan ke hilir, dimana tidak hanya terjebak pada riset dasar saja. Ini, kata dia, agar dampak penelitian bisa langsung dirasakan masyarakat. Namun meski seperti itu, uji klinis tetap jadi hal yang tak boleh dilupakan.
Dalam acara ini, kata dia, akan ada pembagian lima konsorsium. Yakni TB, Hepatitis B, Dengue, EPO, dan Influenza. Lalu ada juga tujuh group working (HPV, Stem cell, Pnemococus, Pnemonimia, malaria, HIV, dan kebijakan).
"Acara juga dihadiri 350 peneliti dari seluruh Indonesia. Juga didukung langsung oleh Kemenristekdikti dan juga Kemenkes," jelasnya.