REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menyatakan ketertarikannya terhadap pengembangan pariwisata berbasis budi daya.
"Ya pasti kita tertarik bila kawasan budi daya juga dapat berperan menjadi tempat pariwisata," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto dalam kunjungan kerjanya ke Semarang, Selasa.
Menurut dia, tempat pengembangbiakan biota laut dan pariwisata itu memiliki kemiripan dan akan saling mendukung jika diberdayakan bersama.
"Budi daya ini kan prinsipnya tidak mencemari lingkungan, orang mencari destinasi pariwisata itu juga pasti daerah-daerah yang tidak tercemar," katanya.
Selain itu, ia menambahkan pemandangan alam pada kawasan budidaya tidak kalah indah dengan sejumlah destinasi favorit para turis, sehingga tempat pengembangbiakan spesies-spesies laut juga memiliki peluang tinggi untuk merambah pariwisata.
Potensi hiburan yang dimiliki tempat-tempat pemberdayaan makhluk hidup tersebut juga mempunyai daya tarik untuk menyasar para penikmat kuliner maupun kegiatan edukasi.
"Selain orang wisata atau hanya sekadar jalan-jalan, sekitar lokasi budi daya itu bisa dimanfaatkan untuk makan ikan atau udang. Kami juga ada keramba jaring apung, wisatawan bisa datang sekaligus memberi makan ikan-ikan yang dibudidayakan. Kegiatan pariwisata itu sinergi dengan budi daya yakni sama-sama tidak merusak lingkungan," kata Slamet.
Pada 2015, pemerintah melalui Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli serta Menteri Pariwisata Arief Yahya berkomitmen mengembangkan sektor pariwisata guna meningkatkan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia, dengan target mencapai 20 juta orang pada 2020.
Selain menjaring turis mancanegara, kegiatan ini juga ditujukan untuk mengenalkan budaya Nusantara serta menambah lahan pekerjaan bagi masyarakat dalam negeri.