REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menilai kondisi saat ini mengharuskan partai politik tidak lagi memikirkan kelompoknya masing-masing. Sebab, rakyat Indonesia tengah dilanda krisis ekonomi.
“KMP-KIH tidak relevan lagi (dibicarakan saat ini), Parpol jangan memikirkan kelompoknya lagi, kita harus bersatu, seberat apa pun cobaannya kalau kita bersatu kita akan mampu menghadapinya,” kata Zulkifli di Malang, Jawa Timur, Selasa (25/8).
Zulkifli menambahkan, PAN menilai kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu di Indonesia harus dibarengi dengan penguatan di sisi politik. Artinya, seluruh pihak harus mengesampingkan ego masing-masing demi kepentingan bangsa Indonesia.
Ketua MPR juga mengingatkan jangan sampai Indonesia bernasib sama dengan negara besar Uni Soviet dan Yugoslavia yang sudah tinggal sejarah. Kebesaran dua negara itu memang tidak dapat diragukan. Namun karena terlambatnya respon menghadapi tantangan di dalam negeri, akhirnya keperkasaan dua negara besar runtuh dan terpecah-pecah.
Sebab itu, Zulkifli meminta Presiden Joko Widodo segera mengambil inisiatif untuk menyatukan seluruh elemen bangsa. Sebagai kepala negara, kepala pemerintahan sekaligus panglima tertinggi, Jokowi bertanggungjawab mengambil tindakan atas kondisi yang tidak menentu saat ini.
Zulkifli menegaskan, pemerintah jangan lagi mengatakan kondisi Indonesia masih baik-baik saja dan seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal, dampak dari tidak menentunya ekonomi nasional sudah dirasakan di sebagian besar rakyat. Harga kebutuhan pokok naik, pengurangan shift kerja di pabrik-pabrik, serta PHK yang masih mengancam.
“Pelopornya harus pemerintah, jangan pemerintah yang justru membuat kegaduhan.” Tegas Zulkifli.