Selasa 25 Aug 2015 10:18 WIB

Ekonomi Memburuk, Jokowi Salahkan Konflik Korea

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bilal Ramadhan
Jokowi
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia tengah mengalami perlambatan ekonomi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, perlambatan itu salah satunya disumbang oleh konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

"Sehari dua hari ini berpengaruh karena ramainya Korea Selatan dan Korea Utara," kata Jokowi saat mengumpulkan seluruh gubernur, kapolda dan kajati di Istana Bogor pada Senin (24/8) kemarin.

Memang, hubungan kedua negara yang bertetangga tersebut tengah memanas. Konflik bermula saat Korsel mengarahkan siaran propaganda ke wilayah perbatasan Korut. Siaran yang diarahkan dengan menggunakan pengeras suara di 11 lokasi tersebut berisi berita, prakiraan cuaca dan musik.

Tak terima dengan siaran propaganda itu, Korut pun menembakkan artileri di sepanjang perbatasan. Korsel lalu membalas dengan menembakkan artileri ke wilayah Korut. Hingga kini, konflik kedua negara masih berlangsung.

Terlepas dari konflik Korut-Korsel, memburuknya perekonomian Indonesia juga disumbang sejumlah faktor lain. Presiden Jokowi menyebut, faktor-faktor itu yakni krisis yang terjadi di Yunani, kenaikan suku bunga Amerika Serikat dan depresiasi Yuan.

Untuk merespons kondisi tersebut, kemarin Presiden secara khusus mengumpulkan para gubernur seluruh Indonesia. Jokowi mendorong kepala daerah mempercepat penyerapan anggaran agar merangsang pertumbuhan ekonomi.

Tak hanya itu, Jokowi juga mengundang puluhan pengusaha ke Istana Bogor. Presiden meminta mereka meningkatkan investasi sambil berjanji akan mempermudah perizinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement