Senin 24 Aug 2015 23:30 WIB

Polusi Jabodetabek Kian Bahayakan Kesehatan Anak

Rep: Issha Harruma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengguna kendaraan bermotor menggunakan masker guna mengantisipasi polusi yang terhirup di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (12/6).
Foto: Raisan Al Farisi
Pengguna kendaraan bermotor menggunakan masker guna mengantisipasi polusi yang terhirup di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan menemukan bahwa kadar polusi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) semakin berbahaya. Penelitian yang dilakukan terhadap 200 anak berusia 7 hingga 13 tahun tersebut juga menunjukkan, sebagian besar anak telah terpapar polutan berbahaya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Anwar Musadad dalam seminar bertajuk 'Lindungi Buah Hati Kita dari Bahaya Pencemaran Lingkungan' di Kementerian Kesehatan hari ini.

"Kalau sudah terdeteksi biomarker di udara, rambut anak, itu pertanda bahwa secara gejala belum terlalu kentara. Tapi itu sudah jadi bom waktu karena berakumulasi terus," kata Anwar, Senin (24/8).

Anwar mengatakan, hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa tingkat polusi sudah pada tahap mengkhawatirkan. Jika terus terakumulasi, maka polutan tersebut dapat membahayakan kesehatan anak.

Gejala yang akan muncul, yakni munculnya penyakit saluran pernapasan dan gangguan saraf. Pertumbuhan dan perkembangan anak pun, lanjutnya, akan terganggu, termasuk kecerdasan anak.

"Bisa ke gangguan saraf, misalnya tremor atau memori, kadang menjadi mudah lupa. Mengganggu perkembangan dan pertumbuhan juga sehingga kurang normal dibanding yang lain," ujarnya.

Untuk mengurangi dampak paparan polutan tersebut, Anwar mengatakan orang tua harus lebih waspada jika ingin membawa anak ke luar rumah. Upaya pencegahan pun harus dimulai sejak di dalam rumah. Salah satunya, dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia di rumah.  

"Misalnya, menyimpan pestisida. Jangan sampai bisa dijangkau, disentuh anak. Kalau bisa rumah terbebas dari bahan kimia. Kalau tidak bisa, minimalkan penggunaannya, dosisnya jangan terlalu besar," ujarnya.

"Kalau masak pake tungku juga, perhatikan asapnya, jangan ngerokok di dalam rumah. Minimalkan bawa anak menggunakan motor juga karena akan terkena polusi," kata Anwar lagi.

Polutan yang menjadi masalah dalam penelitian tersebut dihasilkan oleh asap kendaraan, pabrik, limbah daur ulang aki, dan kandungan dalam pupuk pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement