REPUBLIKA.CO.ID, SORONG – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengaku melihat banyak sapi berkeliaran bebas di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Hal ini pun membucahkan pikirannya untuk merencanakan swasembada daging sapi di wilayah itu.
Menurut Nasir, bobot sapi di Sorong tampak besar. “Ini bisa dikembangkan untuk swasembada daging di Wilayah Papua," kata Menteri Nasir, usai meresmikan pembangunan Kampus Fakultas Kedokteran, Universitas Papua, Sorong, melalui siaran pers kepada Republika, Ahad (23/8).
Mengenai sapi, Nasir mengaku pihaknya telah mengembangkannya rekayasa genetika untuk meningkatkan bobot sapi. Ia mengungkapkan, berat sapi normal 200 kg bisa berubah menjadi 500 kg. bahkan, lanjut dia, bisa mencapai hingga 750 kilogram per ekor.
Dengan adanya rekayasa itu, Nasir menyatakan telah meminta Bupati setempat untuk mengumpulkan beberapa ratus sapi. Kemudian, kata dia, pihaknya nanti akan membantu untuk proses rekayasa genetika. Sehingga, tambah dia, sapi-sapi di Papua bobotnya semakin berat.
Menurut Nasir, kegiatan demikian sangat penting untuk dilaksanaka. Jika sapi di Sorong dapat dikembangkan, ungkapnya, dirinya yakin kebutuhan daging di Papua dapat dipenuhi dengan baik. Ia menegaskan, masyarakat Indonesia terutama Papua tidak perlu mengimpor daging ke depannya.
"Mari kita penuhi kebutuhan daging di Papua dengan kerja keras kita sendiri," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Nasir juga mengharapkan agar pimpinan daerah Papua untuk terus mencari nilai tambah. Sehingga, kata dia, dapat digunakan untuk menggerakan perekonomian wilayah nantinya.