REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Mulai Senin (24/8) mendatang, masyarakat yang tinggal di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok sudah bisa memanfaatkan layanan bus Transjabodetabek. Moda transportasi massa ini nantinya akan berintegrasi dengan bus transjakarta.
Direktur Utama Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD), Pande Putu Yasa, mengatakan operasional armada bus pada Senin bersifat uji coba. Uji coba rencananya digelar selama sepekan. Masyarakat di empat wilayah bisa mulai memanfaatkan moda transportasi tersebut melalui halte-halte di koridor daerah setempat.
"Cara memanfaatkan layanan transjabodetabek mudah. Masyarakat langsung saja naik bus dari halte yang tersedia di koridor masing-masing," jelasnya saat dihubungi Republika, Jumat (21/8).
Pande memberi contoh, masyarakat Kota Tangerang yang akan menuju Jakarta bisa naik bus dari salah satu halte di koridor Poris Plawad - Kemayoran. Nantinya, penumpang bisa turun di halte bus Transjakarta yang berada di Tomang.
Dari halte itu, penumpang bisa naik bus transjakarta ke arah tujuan masing-masing. Tarif sebesar Rp 9.000 yang dibayarkan saat naik dari Tangerang, tidak perlu kembali ditambah saat transit di halte Transjakarta.
"Penumpang tidak perlu membayar lagi untuk naik Transjakarta. Untuk pembayaran sendiri ada yang dilakukan tunai di atas bus, ada pula yang e-ticket," jelasnya.
Sistem e-ticket belum diterapkan di semua koridor bus transjabodetabek. Jalur Ciputat - Blok M adalah salah satu yang menggunakan sistem e-tiket dengan kartu khusus. Kartu bisa dibeli di atas bus transjabodetabek.
Sebanyak empat koridor disediakan untuk 88 armada bus transjabodetabek. Keempatnya adalah Koridor I (melayani rute Ciputat-Blok M/ 10 armada), Koridor II (melayani rute Depok-PGC-Grogol/ 25 armada), Koridor III (melayani rute Poris Plawad-Kemayoran/ 25 armada) dan Koridor IV (melayani rute Harapan Indah-Bekasi-Pasar Baru/ 28 armada).