REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Puluhan murid SD Negeri 1 Setupatok, Desa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, terpaksa belajar di teras depan kelas mereka sejak dua tahun terakhir. Sebab, bangunan kelas mereka mengalami kerusakan parah dan hampir ambruk.
Para murid yang terpaksa belajar di teras itu berasal dari kelas 5 dan 6. Mereka belajar secara lesehan di lantai teras yang permukaannya juga telah pecah-pecah. Akibatnya, posisi badan mereka harus membungkuk ketika menulis pelajaran. Angin yang membawa debu pun kerap menerpa para murid tersebut ketika sedang belajar.
"Tidak enak belajar di teras, inginnya belajar di dalam kelas," ujar seorang siswa kelas 6, Ali, Kamis (20/8).
Namun, Ali mengaku takut belajar di dalam kelas. Bangunan kelasnya bisa ambruk sewaktu-waktu.
Berdasarkan pantauan, sebagian plafon di kelas yang seharusnya ditempati Ali dan teman-temannya tampak telah terjuntai hingga memperlihatkan rangka bangunan. Bagian dindingnya terlihat sudah lapuk. Begitu pula dengan jendela-jendela kelas, sudah banyak yang pecah.
Salah seorang guru yang merupakan wali kelas 6, Idris, menerangkan, para murid kelas 5 dan 6 sebanyak 40 murid itu memang terpaksa belajar di teras karena khawatir bangunan kelas akan ambruk. Pihak sekolah sudah beberapa kali mengajukan perbaikan sekolah kepada Pemkab Cirebon. Namun, hingga kini belum ada tanggapan.
"Kerusakan bangunan kelas ini sudah terjadi sejak lima tahun lalu," tandas Idris.