Rabu 19 Aug 2015 16:11 WIB

Menkes: Indonesia tak Seharusnya Alami Gizi Buruk

Rep: C02/ Red: Ilham
Gizi Buruk (ilustrasi)
Gizi Buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moelok menegaskan Indonesia tak seharusnya mengalami kasus gizi buruk. Apalagi tanah Indonesia sangat subur yang mampu menghasilkan makanan yang bergizi.

"Di tanah yang sesubur ini, nutrisi sangat melimpah. Tidak seharusnya Indonesia mengalami gizi buruk," kata Nila, di Jakarta (19/8).

Menurut Nila, kasus gizi buruk terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat membuat makanan kaya nutrisi. Seperti halnya tomat, banyak masyarakat yang tak sadar memakan tomat mentah dapat mencegah penyakit tidak menular seperti jantung dan lainnya. Apalagi tomat memiliki vitamin A yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Nila melanjutkan, realitanya kebanyakan masyarakat mengkonsumsi tomat dengan cara memasak atau merebusnya. Sehingga manfaaat yang ada dalam tomat menjadi semakin berkurang. Inilah, kata Nila, yang sosialisasikan Kemenkes beberapa hari lalu. Selain mensejahterakan petani, aspek terpentinnya dalam kegiatan kemenkes itu adalah kesadaran manfaat tomat untuk tubuh.

"Pernah tidak makan tomat mentah? Banyak yang belum tahu makan tomat mentah bagus untuk kesehatan. Tapi kebanyakan tomat malah sering direbus," kata Nila.

Selain tomat, Nila juga menyebutkan masalah lainnya masyarakat kesulitan mendapatkan daging segar. Daging memang mempunyai nutirisi yang baik bagi tubuh. Tapi karena harga daging mahal bukan berarti kebutuhan nutrisi dari daging tidak dapat tergantikan. Masyarakat bisa beralih kepada ikan laut.

Nila menegaskan, kalaupun ikan laut susah didapat. Masyarakat bisa membuat tambak ikan lele yang mempunyai protein yang tak kalah penting dengan ikan laut. Apalagi memelihara ikan lele sangat mudah. Sehingga nutrisi bisa terpenuhi dengan baik. "Yang dibutuhkan itu kesadaran saja," kata Nila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement