Selasa 18 Aug 2015 19:06 WIB

Para Pengusaha Ayam Tuntut Perhatian Pemerintah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Pedagang daging ayam menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senen (18/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging ayam menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senen (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Kenaikan harga daging ayam disinyalir sebagai buntut dari naiknya harga daging sapi beberapa waktu lalu. Para pengusaha ayam nampaknya ingin juga diperhatikan pemerintah.

"Harga pakan ayam masih tinggi, mereka minta agar harga tersebut diturunkan," ucap Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Darjamuni saat dihubungi ROL, Selasa (18/8).

Tinggi atau rendahnya harga ayam sebagian besar dipengaruhi harga pakan ayam. "Sekitar 50 hingga 60 persen dipengaruhi oleh harga pakan. Mereka mau mogok supaya dapat perhatian lebih dari pemerintah," ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta merangkul semua pihak, mulai dari supplier, pedagang, hingga pelanggan. Darjamuni mengimbau para pihak terkait tidak usah melakukan aksi mogok. "Sebutkan saja tuntutannya apa, nanti kami usulkan ke pemerintah dan ambil jalan tengah," kata dia.

Menurut Darjamuni, tingginya harga daging ayam tidak dirasakan oleh para pedagang ataupun peternak. "Terpotong di tengah-tengah. Oknum di tengah inilah yang memperoleh keuntungan tinggi," ucap Darjamuni tanpa menyebutkan oknum tersebut secara jelas.

Koordinasi antarpihak terkait sangat penting bagi keberlangsungan mekanisme pasar. Dengan begini, proporsi keuntungan di pasar pun bisa diatur sehingga tidak menguntungkan salah satu pihak saja.

Setiap harinya, warga DKI Jakarta membutuhkan sekitar satu juta ekor ayam. Selama ini, angka tersebut dipasok dari luar Jakarta. "Tidak ada satu pun penyuplai yang berasal dari Jakarta," kata Darjamuni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement