Selasa 18 Aug 2015 16:14 WIB

Lahan Pertanian Puso di Sukabumi Capai 450 Hektare

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso di Desa Bokor, Tumpang, Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Puluhan hektare sawah di kawasan tersebut mengalami puso sehingga sejumlah petani tak dapat menikmati kenaikan Harga Pemb
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso di Desa Bokor, Tumpang, Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2). Puluhan hektare sawah di kawasan tersebut mengalami puso sehingga sejumlah petani tak dapat menikmati kenaikan Harga Pemb

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Lahan pertanian yang mengalami gagal panen atau puso di Kabupaten Sukabumi bertambah banyak. Kondisi tersebut disebabkan faktor kekeringan yang menyebabkan areal pertanian kekurangan pasokan air.

Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, total luasan areal pertanian yang mengalami puso mencapai 450 hektare. Sebelumnya, pada akhir Juli lalu, lahan yang puso hanya sebanyak 384 hektare.

"Lahan puso tersebut sebelumnya masuk kekeringan tingkat berat," ujar Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada Republika Selasa (18/8). Di mana, pada pertengahan Agustus ini lahan tersebut akhirnya tidak bisa dipanen atau puso karena tidak ada guyuran hujan.

Sudrajat menuturkan, jumlah lahan yang mengalami kekeringan berat saat ini mencapai sekitar 1.200 hektare. Sedangkan lahan pertanian yang mengalami kekeringan sedang sebanyak 1.200 hektare dan kekeringan ringan seluas 250 hektare.

Masalah kekeringan ini ujar Sudrajat sudah terasa di Sukabumi sejak pertengahan Mei 2015 lalu. Dampak kekeringan tersebut diperkirakan akan terasa hingga Oktober mendatang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar mengatakan, permohonan hujan buatan sudah disampaikan kepada Pemprov Jabar. Harapannya, hujan buatan bisa segera dilaksanakan di titik-titik kekeringan yang cukup parah.

"Pada Selasa ini kita juga rapat koordinasi dengan DPTP untuk membahas penanganan dampak kekeringan khususnya pada bidang pertanian," imbuh Irwan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement