Selasa 18 Aug 2015 01:39 WIB

Nikmatnya Naik Bajaj Gas Gratisan Saat Tujuhbelasan

Rep: c 26/ Red: Indah Wulandari
Bajaj BBG Gratisan
Foto: antaranews
Bajaj BBG Gratisan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umumnya orang menganggap bajaj sebagai kendaraan penuh polusi. Asap mengepul tinggi dari knalpot. Suara bising yang memekakkan telinga.

Ukurannya yang kecil juga tidak cukup membuat nyaman penumpang. Lebarnta bahkan tidak lebih dari satu meter. Ditambah karakter supir yang ugal-ugalan alias tukang salip.

Kondisi berbeda terlihat di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas). Yang menarik perhatian adalah bajaj yang membawa stiker bertuliskan 'Ayo Kita NgeGas Merdeka'.

Stiker berwarna biru putih dengan tambahan logi bendera merah putih dipasang di sisi kanan atas. Apa bedanya dengan bajaj lain yang tidak berstiker?

Ternyata bajaj berstiker 'Ayo Kita NgeGas Merdeka' merupakan layanan yang diberikan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk merayakan HUT kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia. PGN memberikan layanan naik bajaj berbahan bakar gas gratis berkeliling Jakarta.

Penumpang tidak dipungut biaya sepeser pun. Hanya menyebutkan tempat tujuan, maka sopir bajaj langsung membawa Anda ke lokasi yang dituju.

Dari luar tempat bajaj mengisi bahan bakar gas, yang juga diberikan gratis, masyarakat terlihat begitu antusias mencoba kendaraan asal India tersebut. Mulai anak-anak sekolah hingga kakek nenek menunggu naik bajaj gratis.

Di tengah terik matahari yang cukup panas mereka rela menunggu demi menjajal transportasi yang hampir terpinggirkan tersebut.

Kebanyakan masyarakat memanfaatkan layanan untuk kembali pulang setelah mengunjungi Monas di hari libur Kemerdekaan Republik Indonesia ini. Namun, ada juga yang sengaja naik untuk berkeliling di jalan-jalan protokol pusat kota.

Afidah dan Lisa contohnya, dua remaja berusia 17 tahun ini naik bajaj untuk sekadar mencoba kendaraan roda tiga asal India tersebut. Sembari memanfaatkan hari libur sekolah, mereka berkunjung ke Monas dan mencoba layanan bajaj gratis.

"Lumayan keliling putar-putar saja. Sekalian coba naik bajaj," kata Afidah kepada Republika, Senin (17/8).

Ibu Ratna Ekawati (49), asal Depok, juga rela antri untuk mencoba naik bajaj gratis. Meski harus menunggu lama ia mengaku penasaran dengan layanan gratis yang diberikan anak perusahaan Kementerian BUMN itu.

"Nggak apa-apa ngantri, namanya juga gratis. Penasaran ingin buktiin benar nggak gratis," tutur Ratna.

Ratna masih harus menunggu mendapatkan bajaj. Bersama seorang putra, ia rela berpanas-panasan. Walaupun kadang keluhan terucap dari mulutnya karena menunggu lama, ia tetap mencari bajaj gratis yang kosong. Pasalnya, tidak ada nomor antrian secara resmi untuk calon penumpang.

Sistem yang digunakan pelayanan ini bersifat siapa cepat dia dapat. Jadi, penumpang harus berebut mendapatkan bajaj. Pihak PGN memang menurunkan 700 bajaj dari Komunitas Bajaj Gas (Kobagas) untuk  beroperasi gratis selama seminggu. Bajaj-bajaj ini menyebar ke beberapa titik di wilayah Jakarta.

Hal menggelikan adalah saat para pelajar yang juga ingin memanfaatkan layanan ini beramai-ramai menaiki satu bajaj. Kendaraan yang biasanya hanya diisi dua penumpang ini terlihat sesak dari luar.

Ternyata kursi belakang ditempati lima orang pelajar yang berhimpit-himpitan. Namun, mereka terlihat sangat menikmati sembari tertawa-tawa.

Sukadi (43), pengemudi bajaj berbahan bakar gas merasa senang dengan kegiatan semacam ini. Ia merasa benar-benar ikut dalam kemeriahan perayaan HUT RI. Lewat kendaraan roda tiganya itu ia mengantarkan penumpang ke satu tempat ke tempat lainnya. Suatu kebanggaan sendiri baginya bisa diajak PGN memeriahkan hari kemerdekaan.

"Tentu kegiatan seperti ini menjadi kesenangan kita juga. Penumpang senang kita juga senang. Jadi berasa benar-benar merayakan tujuhbelasan," tutur Sukadi.

Laki-laki yang bertempat tinggal di Tanah Abang, Jakarta Pusat ini juga menyebut masyarakat sangat antusias sejak hari pertama. Dalam satu hari ia bisa mengantarkan hingga 20 penumpang ke berbagai penjuru Jakarta.

Walaupun gratis bagi penumpang, sopir bajak tetap mendapatkan bayaran dari penyelenggara. Kompensasi yang diterima mencapai Rp 500 ribu per hari.

berebut apalagi menunggu penumpang yang datang. Selain itu, ia juga tidak perlu mengeluarkan kocek untuk membeli bahan bakar gas.

Layanan ini mulai diadakan sejak 15 Agustus 2015 lalu hingga hari terakhir 21 Agustus 2015 mendatang. Pengunjung bisa menaiki transportasi ke wilayah-wilayah Jakarta.

Direktur Utama PT Gagas Energy Indonesia Danny Praditya, sebagai pihak penyelenggara mengatakan kegiatan ini tak hanya ditujukan untuk merayakan hari kemerdekaan.

Bersama Kementerian BUMN, Danny mengaku ingin memperkenalkan moda transportasi yang ramah lingkungan yang menggunakan bahan bakar gas.

Berdasarkan data lapangan, dalam satu hari pengemudi bajaj gratis mengangkut penumpang hingga 1.500 dalam satu hari sejak Sabtu (15/8) lalu.

Ia mengimbau bagi masyarakat yang belum mencoba tetap bisa datang ke bebeapa titik yang tersebar untuk mencoba gratis naik bajaj mulai dari Jakarta Barat, Timur, Utara, Selatan, dan Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement