Senin 17 Aug 2015 18:47 WIB

Komentar Sastawan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Harus Diubah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Maman Sudiaman
Sastrawan Taufik Ismail.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sastrawan Taufik Ismail.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Toko buku dan perpustakaan banyak tersebar di Jabar. Namun,  secara umum minat baca di sini masih rendah.

Namun, bagi sastrawan, Taufik Ismail, pengajaran bahasa dan sastra di sekolah, harus diubah. Karena, orientasi pengajaran bahasa saat ini hanya berfokus pada tata bahasa saja.Sehingga, pendidikan bahasa dan sastra di sekolah dinilai tidak bisa memicu dan mendorong para siswa untuk tertarik pada kegiatan membaca.

"Sejak sekolah dasar hingga menengah, siswa terus dijejali kewajiban untuk menghapal saja, seperti menghapal awalan, akhiran, dan sebagainya," ujar Taufik di sela-sela acara Pembukaan Perpustakaan Ajip Rosidi, di Jalan Garut, baru-baru ini.

Senada disampaikan Ajip Rosidi. Menurutnya banyak siswa sekolah menengah mengaku bahwa pengajaran bahasa sangat membosankan. "Jadi ada yang salah dalam hal ini," katanya.

Menurut Ajip, ada dua hal yang harus diperbaiki dalam pendidikan bahasa. Yakni, kecintaan terhadap membaca buku dan bimbingan terhadap kemampuan menulis. Kedua hal itu,  tidak diajarkan di sekolah saat ini,khususnya pada tingkat SMA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement