Ahad 16 Aug 2015 21:35 WIB

Sarana dan Prasarana Pertanian Perlu Ditingkatkan

Rep: C10/ Red: Julkifli Marbun
Petani memanen tomat
Foto: Antara
Petani memanen tomat

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Petani tanaman hortikultura dan padi sedang mengalami kerugian. Salah satunya, panen raya tomat di wilayah Kabupaten Garut mengakibatkan harga tomat menjadi sangat murah. Akibatnya banyak petani tomat merugi karena harga jual tomat tidak sesuai dengan biaya produksi.

Manatan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Garut, Endang Solihin berharap pemerintah setempat dan pemerintah pusat dapat menciptakan sistem pembiayaan yang sesuai dan tepat bagi para petani. Sebab, banyak petani yang kekurangan modal untuk memulai bercocok tanam dan mengolah lahan pertanian.

"Kucuran dana untuk pembiaayaan pertanian memang ada hanya saja dinilai masih belum tepat sasaran," kata Endang kepada Republika, Ahad (16/8).   

Selain itu, menurut Endang, sarana dan prasarana pertanian juga harus lebih ditingkat lagi untuk menunjang kebutuhan petani sebagai ujung tombak swasembada pangan. Menciptakan sistem pembiayaan untuk petani merupakan salah satu sarana pendukung yang cukup baik.

Sebagai contohnya, Endang menjelaskan, iuran pembayaran ke bank umumnya dilakukan perbulan. Tapi jika ada sistem pembiayaan yang khusus untuk petani. Iuran pembayaran bisa dilakukan setiap kali masa panen. Menurutnya sistem tersebut dapat membantu petani untuk berkembang.

Endang mengungkapkan, saat ini harga tomat di pasaran sedang terpuruk. Petani hanya menjual tomat di kisaran harga Rp 300 sampai Rp 500 (per kg). Padahal harga normalnya Rp 1.000 (per kg).

Menurut Endang, penyebab jatuhnya harga tomat karena sedang musim panen raya. Barang melimpah dan harga secara otomatis akan menjadi murah. Akibatnya di seluruh wilayah Garut kerugian petani diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Jika tomat tersebut bisa dijual ke luar daerah, kemungkinan tidak ada penumpukan di Garut. Menurut Endang, sebagai solusinya diharapkan kedepannya pemerintah dapat membantu kelancaran penjualan hasil pertanian di wilayah Garut. Membantu memperlancar penjualan hasil pertanian merupakan salah satu sarana dan prasarana penunjang yang harus diciptakan.

Biasanya para petani di Garut menjual hasil pertaniannya ke bandar, ada juga yang langsung ke pasar. Hasil pertanian dari wilayah Garut juga dijual sampai ke pasar induk di Jakarta dan beberapa kota di Jawa Barat.

Menurut Endang ada juga yang di jual sampai ke Surabaya. Hanya saja petani belum bisa menjual hasil pertaniannya ke luar pulau. "Harapan kami sebagai petani, pemerintah bisa membantu kelancaran petani menjual hasil pertaniannya sampai ke luar pulau," ujar Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement