REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Franz Magnis Suseno mengatakan peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2015 harus dijadikan momentum untuk kembali kepada Pancasila.
"Pancasila jangan hanya sebagai hiasan di dinding, tetapi hakikatnya Pancasila adalah kesepakatan bangsa," ujar Franz, Ahad (16/8).
Franz yang baru saja menerima penghargaan Rooseno Award tersebut menjelaskan Pancasila merupakan kesepakatan bangsa dalam menerima identitas pada setiap perbedaan.
Sayangnya, hal tersebut banyak ditentang oleh pihak-pihak yang menginginkan penerapan keyakinan mereka.
"Jangan menyerah. Kelompok-kelompok kecil juga sama-sama bangsa Indonesia. Sama-sama manusia," tambah dia.
Sila-sila dalam Pancasila, lanjut dia, mempunyai makna yang dalam. Dia memaknai sila pertama adalah meyakini adanya Tuhan dalam hati semua rakyat Indonesia. Kemudian, sila kedua dimaknai dengan menolak adanya kekerasan pada nilai-nilai manusia. Sila ketiga, mengenai pentingnya persatuan bangsa.
Selanjutnya sila keempat, dimaknai jangan sampai demokrasi yang sudah ada hilang begitu saja, serta sila kelima adalah yang terus masih diperjuangkan yakni keadilan sosial.
Ke depan dia berharap, pemerintah harus konsisten dalam melindungi kaum minoritas dan tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama.
"Saya juga berharap, KPK diberi kekuatan kembali untuk memerangi korupsi," ujar dia.
Selain itu, dia juga berharap pemerintah serius dalam mengatasi melambatnya perekonomian Indonesia yang terjadi pada semester pertama tahun ini.