REPUBLIKA.CO.ID, BA'A -- Sejumlah warga di pulau terdepan, terselatan tepatnya di Desa Tebole, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, mengeluhkan sampai saat ini belum mendapatkan listik untuk penerangan dan kebutuhan lainnya.
"Kami sudah menunggu bertahun-tahun belum juga mendapatkan jaringan listrik, padahal kami ingin sekali agar desa ini juga bisa ada penerangan," kata Iyon, salah seorang warga Tebole, Ahad (16/8).
Tebole, merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah terselatan pulau Rote yang langsung berhadapan dengan laut lepas.
Perjalanan untuk bisa sampai ke desa tersebut hanya memakan waktu kurang lebih satu jam dengan kondisi jalan yang memprihatinkan.
Iyon mengatakan selama ini dirinya dan warga di desa tersebut hanya bisa menggunakan lampu pelita yang masih sangat tradisional dengan menggunakan minyak tanah.
Sementara itu, Kally warga Tebole yang sudah bertahun--tahun tinggal di desa tersebut mengatakan selain soal listrik, masalah air bersih serta kondisi jalan di daerah tersebut, menurutnya juga membutuhkan perhatian dari pemerintah.
"Jangankan listrik, air, jalan saja seperti yang kita lihat sendiri. Memprihatinkan, dan untuk mengambil air kami harus berjalan sepanjang tiga kilometer, untuk mendapatkan air di mata air terdekat," katanya.
Sebelumnya General Manager PT PLN Nusa Tenggara Timur, Richard Safkaur, mengatakan, warga perbatasan di pulau-pulau terluar NTT akan segera menikmati listrik yang serentak diluncurkan Presiden Joko Widodo di Bali pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2015.
"Penyalaan listrik untuk konsumen di wilayah pulau terluar NKRI itu akan dilakukan secara serentak oleh Presiden Joko Widodo yang berpusat di Bali, tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2015," katanya.