REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Ribuan pendaki dari berbagai daerah berencana melakukan upacara 17 Agustus di Gunung Marapi, Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatra Barat.
"Hingga hari ini sudah ada 1.000 yang naik," kata Koordinator Lapangan Pasanggrahan Universitas Bung Hatta (UBH) Gunung Marapi, Irfan, Sabtu (15/8).
Ia mengatakan, sejak Jumat (14/8) lalu, terjadi peningkatan jumlah pendaki dari berbagai daerah. Irfan mengaku memberikan sejumlah pengarahan dan peringatan kepada para pendaki mengingat aktivitas Gunung marapi yang sedang meningkat.
"Ada larangan 30 meter ke kawah. Sudah kita kasih tahu sejak dari bawah (di pos pelaporan)," tutur Irfan.
Selain itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas akan mendirikan posko tim sar di puncak. Sebelumnya, masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak radius tiga kilometer dari puncak Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumbar.
Petugas Pos PGA Bukittinggi, Warseno di Bukittinggi menuturkan, aktifitas Gunung Marapi selama April ini mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan terjadinya sebanyak empat kali letusan.
Ia mengatakan, surat rekomendasi yang dikeluarkan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bernomor 1385/45/BGL.V/2011 tertanggal 3 Agustus 2011 perihal peningkatan status Gunung Marapi dari status normal (level I) menjadi waspada (level II), hingga saat ini belum dicabut.
Khusus untuk para pendaki, katanya, lokasi terakhir pendakian hanya boleh pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di atas ketinggian itu, pihaknya tidak merekomendasikan. Ia menambahkan, aktivitas kegempaan di Marapi saat ini masih tergolong tinggi.