Sabtu 15 Aug 2015 02:21 WIB

Antisipasi Kekeringan, Petani Perlu Diberi Penyuluhan Soal Iklim

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
 Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7).  (Republika/Tahta Aidilla)(Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petani sedang mengumpulkan padi yang mengalami kekeringan di Kampung Setu, Bekasi Barat, Kamis (30/7). (Republika/Tahta Aidilla)(Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia berpendapat, pemerintah harus memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada petani tentang iklim seperti musim hujan atau musim kering. Penyuluhan itu sebagai bentuk antisipasi dini terhadap dampak kekeringan dan banjir yang setiap tahun terjadi.

"Pemerintah perlu memperbanyak Sekolah Lapangan Iklim (SLI) untuk memberi pengetahuan kepada petani tentang perubahan iklim. Sebab saat ini ada ancaman el nino yag mengakibatkan ratusan hektar lahan pertanian kekeringan, " kata Yudi, Jumat (14/8).

Pemanasan global, terang dia, mengganggu sistem iklim global dan menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim. Tidak hanya suhu yang berubah, tetapi juga hujan, yang cenderung semakin basah dan semakin mengering.

Dampak perubahan iklim di lahan usaha tani akan mengancam ketahanan pangan nasional. "Petani sebagai ujung tombak pelaksanaan usaha tani diharapkan mampu meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi sehingga tidak terjadi penurunan produksi," ucap dia.

Petani, kata dia, perlu dibekali pengetahuan tentang iklim melalui sekolah-sekolah lapangan iklim yang disenggarakan oleh BMKG. BMKG bisa memperbanyak SLI untuk membekali petani tentang bagaimana memanfaatkan informasi iklim dari BMKG untuk meningkatkan produksi pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement