Jumat 14 Aug 2015 00:27 WIB

Penjualan Daging Sapi Kota Tangerang Masih Lesu

Rep: C36/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penjualan daging sapi di Kota Tangerang pada hari pertama pasca pedagang mogok berjualan, Kamis (13/8), masih lesu. Pedagang daging sapi mengeluhkan efek operasi pasar yang digelar sebelumnya.

Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Anyar, Anto, mengatakan harga daging sapi masih stabil tinggi yakni Rp 120 ribu per kilogram. Beberapa pembeli bahkan ada yang menawar hingga Rp 100.000 per kilogram.

"Pasca mogok berjualan, harga daging sapi masih stabil tinggi. Penjualan masih sepi sampai siang tadi," tutur Anto saat dijumpai Republika, Kamis (13/8).

Hingga siang hari, kata dia, baru lima kilogram daging sapi yang terjual. Sepinya pembeli diprediksi karena harga daging sapi masih stabil tinggi.

Pedagang lain, Mumuh, mengatakan mogok berjualan daging sapi tidak memberikan hasil signifikan terhadap harga. Saat ini, harga terendah yang bisa ditawarkan kepada pembeli Rp 115.000/kilogram.

Dirinya pun mengakui jika penjualan daging sapi hingga Kamis siang sepi peminat.   "Belum mencapai 50 persen dari target harian. Hampir semua pedagang mengalami hal serupa," ujarnya saat ditemui terpisah.

Pada Rabu malam, lanjut Mumuh, para pemesan dan pelanggan daging banyak yang menanyakan perihal harga. Beberapa di antara mereka bahkan sudah menyangka harga daging sapi kembali normal.

"Mereka berpatokan kepada harga daging sapi hasil operasi pasar kemarin, yakni Rp 90.000 per kilogram. Kami yang kesusahan menjelaskan bahwa harga masih stabil tinggi," jelas Mumuh.

Menurutnya, harga daging sapi dari rumah potong hewan (RPH) masih tinggi. Pedagang hanya menyesuaikan harga jual dengan harga dari RPH.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement