REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Udara, PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) sekaligus Ground Breaking Pembangunan Stasiun KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Pembangunan Jalur KA antara Duku - BIM, merupakan bagian dari proyek Trans Sumatra Railways.
"Pembangunan kereta api ke bandara merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan lima pemprov (pemerintah provinsi) di Sumatra," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Sumatra Bagian Barat, Jumardi di BIM, Kamis (13/8).
Ia menjelaskan, konstruksi pembangunan jalur KA antara Duku - BIM telah dimulai pada 2012 dengan pembebasan lahan. Dari tahun tersebut, pembangunan telah menelan biaya sebesar Rp 127,5 miliar.
"Tujuan pembangunan jalur KA antara Duku - BIM, untuk mewujudkan integrasi pelayanan transportasi udara dengan kereta api," ujar dia.
Pembangunan Jalur KA Duku menuju BIM, akan membentang sepanjang 3,9 kilometer (km) dengan luas tanah sekira 10 - 12 hektar (ha). Selain itu, akan dibangun pula satu unit jembatan KA yang melintasi Sungai Batang Anai selebar 164 meter, dua unit stasiun, yaitu Stasiun Duku dan Stasiun BIM serta sistem persinyalan mekanik.
Menurut Jumardi, Stasiun BIM yang akan dibangun berjarak 100 meter dari bandara. Stasiun tersebut, menempati lahan seluas 7.000 meter persegi dengan kapasitas 1.000 orang. Kemudian, untuk menghubungkan stasiun ke BIM, akan dibangun sky bridge.
"Desain stasiun aman gempa hingga 10 SR," kata Jumardi.
Sebelumnya, PT KAI telah mengirim satu komuter ke Sumbar. Komuter tersebut, terletak di Stasiun Simpang Haru. Komuter inilah yang nantinya akan melayani jalur Padang - BIM.
"Kita merencakan komuter melayani 12 kali pulang pergi Padang - BIM," imbuhnya.