REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Yusril Ihza Mahendra mengatakan saat ini nilai tukar rupiah akan terus mengalami goncangan karena naiknya suku bunga Bank Sentral AS dan devaluasi Yuang yang tiba-tiba.
"Pemerintah Jokowi haris kerja ekstra keras antisipasi hal ini. Ingat pengalaman tahun akhir 1997," tulis Yusril di akun Twitternya, @Yusrilihza_Mhd, Kamis (13/8).
Menurut Yusril, apabila rupiah ambrol maka perekonomian Indonesia akan hancur seketika.
"Stabilitas politik juga runtuh seketika. Negara gonjang ganjing," tambahnya.
Perlu diketahui pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran Rp 13.650 sampai Rp 14.000 per dollar AS. Laju Rupiah masih fluktuatif dengan kecenderungan melemah karena adanya devaluasi Yuan.
Banyak pihak yang menyebut turunnya nilai tukar rupiah akibat reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo. Namun, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membantah hal tersebut, menurutnya nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat disebabkan oleh sentimen pasar terhadap mata uang China Yuan.