Kamis 13 Aug 2015 01:04 WIB

Tujuh Lokasi di Sleman Alami Penurunan Debit Air

Rep: C97/ Red: Karta Raharja Ucu
Petani di sawah yang alami kekeringan.
Foto: Antara
Petani di sawah yang alami kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tujuh lokasi di Sleman, Yogyakarta, mengalami penurunan debit air bersih. Menurut Direktur PDAM Sleman, Dwi Nurwata rata-rata penurunan debit air mencapai 10 hingga 20 persen dari biasanya.

"Kami memiliki 3.400 aliran air di seluruh Sleman. Tapi saat ini terjadi penurunan debit air di tujuh daerah," kata Dwi pada awak media, Rabu (12/8). Adapun wilayah yang ia maksud adalah Bimortani, Prambanan, sebagian Gamping, sebagian Ngaglik, Tambakrejo, Minggir, dan Ngemplak.

Dwi mengemukakan, rendahnya debit tersebut disebabkan oleh produktivitas operasional sumur dalam yang menurun. Sedangkan untuk sumber mata air, debitnya masih normal. "Tidak ada kendala untuk mata air," ujarnya. Baik dalam bentuk tuk dan umbul. Maka untuk sementara ini PDAM akan mengandalkan air dari mata air.

Kepala Dinas Sumber Daya Alam Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman, Sapto Winarno menyampaikan, kondisi 27 sumber mata air di Sleman masih stabil. Termasuk di 27 embung yang ada. Bahkan debit di sumber air Umbulwadon dan Umbullanang, Gunung Merapi terus meningkat.

"Pantauan pada Mei debit air Umbulwadon 549 liter per detik, sedangkan pada 5 Agustus menjadi 667 liter per detik," katanya. Adapun jumlah sumur pompa yang tersebar di Ngaglik mencapai 37 unit. Fasilitas tersebut difungsikan untuk menyedot air dari dalam tanah ketika kemarau ini.

Guna mengantisipasi dampak kekeringan lahan, Dinas SDAEM telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) untuk melakukan rekayasa pertanian. Di antaranya dengan membatasi pola tanam komoditas tani dan perikanan. "Misalnya mengarahkan petani untuk menanam palawija atau tembakau," kata Sapto menjelaskan. Termasuk mengganti jenis ikan yang tidak membutuhkan banyak air, seperti lele.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement