Rabu 12 Aug 2015 23:10 WIB

Harga Beras di Indramayu Mulai Naik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, mulai merangkak naik. Diprediksi, kenaikan akan terus terjadi menyusul banyaknya lahan pertanian yang mengalami gagal panen (puso).

 

Salah seorang pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Iim menyebutkan, untuk beras kualitas sedang yang dulunya Rp 8.000 per kg, sekarang menjadi Rp 8.400 per kg. Sedangkan beras kualitas bagus yang dulunya Rp 9.600 per kg sekarang menjadi Rp 10.000 per kg. "Kenaikannya masih sedikit,’’ ujar Iim, Rabu (12/8).

 

Iim mengatakan, kenaikan harga itu terjadi sejak Agustus ini. Dia memprediksi, kenaikan harga beras akan semakin tinggi pada akhir tahun nanti.

 

Menurut Iim, kenaikan harga beras itu dipicu banyaknya lahan pertanian di berbagai daerah yang mengalami puso akibat kekeringan. Kondisi tersebut membuat persediaan gabah di tingkat petani menjadi lebih sedikit.

 

Kenaikan harga beras juga disampaikan seorang pedagang beras lainnya, Hamidah. Dia menjelaskan, beras jenis IR yang biasa dijual dengan harga Rp 9.500 per kg, kini naik menjadi Rp 10.000 per kg. Sedangkan beras pandan wangi yang biasa dibandrol dengan harga Rp 12.500 per kg kini naik menjadi Rp 13.500 per kg. 

‘’Harga beras naik sejak semingguan ini,’’ tutur Hamidah.

Sementara itu, meski sejumlah pedagang beras menaikkan harganya, adapula pedagang yang belum menaikkan harga beras. Salah satunya Wahyudi.

Wahyudi mengatakan, harga beras kualitas satu dijualnya dengan harga Rp 10.000 per kg, beras kualitas dua Rp 9.500 per kg, beras kualitas tiga Rp 9.000 per kg, dan beras yang kualitasnya dibawah kualitas tiga seharga Rp 8.500 per kg.

‘’Harga ini masih stabil sejak lebaran lalu,’’ kata pria pemilik kios beras Alaydroes tersebut.

Namun, Wahyudi mengakui, harga beras akan segera mengalami kenaikan. Pasalnya, saat ini dirinya semakin susah mendapatkan pasokan beras seiring banyaknya daerah yang mengalami kekeringan. ‘’Selain susah, harga gabahnya pun mahal,’’ terang Wahyudi.

 

Wahyudi mengatakan, mendapatkan gabah dari sejumlah daerah yang sudah panen di Kabupaten Indramayu dan Majalengka. Adapun harga gabahnya berkisar antara Rp 5.000 – Rp 5.500 per kg.

 

Wahyudi mengatakan, meski daerah yang panen nantinya akan bertambah, namun harga gabah diprediksi tidak akan turun. Pasalnya, stok gabah di tingkat petani sedikit seiring banyaknya daerah yang mengalami kekeringan. Kondisi itulah yang akhirnya akan membuat harga beras juga ikut mengalami kenaikan.

 

Menurut Wahyudi, kualitas gabah dari petani saat ini kurang bagus. Dia menilai, hal itu kemungkinan akibat petani melakukan panen dini untuk menghindari ancaman puso yang lebih parah.

 

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, per 31 Juli 2015, lahan yang mengalami puso mencapai 4.278 hektare. Selain puso, adapula lahan yang mengalami kekeringan berat seluas 2.247 hektare, kekeringan sedang 5.675 hektare, kekeringan ringan 5.955 hektare dan terancam kekeringan 15.273 hektare.

 

Namun, menurut wakil Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, lahan yang mengalami puso di Kabupaten Indramayu mencapai 20 ribu hektare. Selain itu, ribuan hectare lainnya juga mengalami puso. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement