Rabu 12 Aug 2015 22:39 WIB

Krisis Air Bersih Makin Meluas

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga melintas didepan sumur yang mengering di Jakarta, Senin (3/8).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warga melintas didepan sumur yang mengering di Jakarta, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -– Hujan yang masih belum juga turun hingga saat ini menyebabkan krisis air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas makin meluas. Banyak warga harus rela mengantri berjam-jam di sumber mata air untuk mendapatkan air bersih.

Bahkan di daerah-daerah yang tidak ada sumber air, warga terpaksa mengandalkan kebutuhan air bersihnya dari pasokan air yang didrop oleh pihak Pemkab maupun swasta.

Seperti di Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang, ratusan kepala keluarga di dua dusun harus antre untuk mendapatkan air di tiga sumber air di desa setempat.

"Sebenarnya ada tiga sumber mata air di kedua dusun tersebut. Namun pada musim kemarau ini, debit air di ketiga sumber tersebut juga turun drastis sehingga warga mau tidak harus mengantri untuk mendapatkan air bersih,'' jelas Kepala Dusun II Desa Pekuncen, Tusin, Rabu (12/8).

Meurutnya, krisis air bersih yang dialami ratusan KK di dua dusun ini, sudah terjadi sejak akhir Juni lalu. Saat itu, air sumur yang dimiliki warga mulai mengering sehingga warga mengalihkan pemenuhan kebutuhan air bersihnya ke sumber-sumber air yang ada di sekitar kedua dusun tersebut.

''Namun semakin lama, sumber-sumber mata air tersebut juga makin susut airnya, sehingga pengambilan air oleh warga harus digilir,'' jelasnya.

Bahkan dia menyebutkan, setiap KK hanya diizinkan mengambil air di ketiga sumber mata air tersebut setiap tiga hari sekali. ''Kalau tidak diatur seperti itu, debit airnya tidak akan mencukupi kebutuhan semua warga,'' katanya.

Sementara di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh, sebanyak 2.130 jiwa warga desa tersebut hanya bisa mengandalkan kebutuhan air bersihnya dari droping air bersih yang dilakukan Pemkab setempat.

Kades Nusadadi, Ngalimin, menyebutkan krisis air bersih sudah dialami hampir seluruh warga desanya. ''Bulan Juni lalu, masih ada sebagian warga yang sumurnya masih mengeluarkan air. Namun sekarang, hampir semua sumur sudah mengering sehingga hampir semua warga mengalami kekurangan air bersih,'' katanya.

Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan cuci, warga menggunakan air sungai yang diambil cukup jauh dari desa tersebut dengan menggunakan sepeda motor atau mobil.

Dia menyebutkan, sejak Juni lalu, Pemkab Banyumas melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), sudah 10 kali melakukan droping air dengan menggunakan truk tangki. ''Droping biasanya baru dilakukan setelah kita mengajukan permohonan agar diberikan bantuan air bersih,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement