REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembanguna Nasional Andrinof menyebut tawaran investor Cina untuk membangun kereta cepat rute Jakarta-Bandung lebih menggiurkan.
Andrinof mengatakan, Cina menawarkan suku bunga 2 persen dengan tenor 50 tahun. Selan itu, Cina juga menegaskan mampu memulai proyek kereta Cepat pada September 2015 dan selesai dalam jangka waktu tiga tahun.
"Tawaran dari Cina banyak keunggulannya. Mereka memang punya pengalaman membangun 9 ribu km proyek kereta cepat," kata Andrinof di kantornya, Selasa (11/8).
Seperti diketahui, bukan hanya Cina yang tertarik menggarap proyek kereta cepat. Sebelum Cina, Jepang-lah yang lebih dulu melobi pemerintah. Meski begitu, Andrinof enggan berkomentar mengenai tawaran dari Jepang. "Masih perlu dilihat lagi karena sepertinya ada perubahan," ujar dia.
Andrinof menjelaskan, proyek kereta cepat membutuhkan investasi senilai 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 74,25 triliun dengan kurs Rp 13.500 per dolar AS. Dia menyebut, dalam waktu dua pekan mendatang, pemerintah akan memutuskan siapakah yang akan ditunjuk menggarap proyek kereta cepat.