REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Harga daging sapi yang melonjak di beberapa daerah belakangan, diperkirakan juga disebabkan turunnya pasokan sapi impor.
Seperti dikatakan Kepala Kantor Karantina Pertanian Kelas I Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Hom Hom, menyebutkan pada triwulan III, kuota impor sapi yang dikeluarkan pemerintah memang turun drastis dibanding sebelumnya.
''Kuota impor sapi triwulan ketiga tahun ini hanya sebanyak 50 ribu ekor se-Indonesia,'' jelasnya. Kuota ini, jauh lebih rendah dibanding triwulan kedua yang mencapai 250 ribu ekor, dan triwulan pertama yang sekitar 100 ribu ekor.
Meski demikian Hom Hom menyebutkan, masalah penetapan kuota tersebut merupakan kebijakan pemerintah pusat. ''Kami di Cilacap hanya sebagai pelaksana petugas karantina yang bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan hewan yang didatangkan melalui Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap,'' jelasnya.
Namun demikian dia mengakui, sejak adanya penurunan kuota tersebut, maka impor sapi bakalan yang didatangkan dari Australia oleh satu perusahaan impor PT Citra Agro Buana Semesta, memang menjadi lebih sedikit. Sejak lebaran hingga sekarang, baru pada Jumat (7/8) lalu ada sapi impor yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Intan. ''Jumlah sapi bakalan yang masuk itu ada 2.050 ekor. Sekarang masih ada di karantina, karena memang harus masuk masa karantina selama dua minggu,'' katanya.
Berdasarkan data, sejak Januari hingga Juni 2015 lalu, sudah beberapa kali sapi bakalan dari Australia masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Total sapi bakalan yang didatangkan mencapai 14.100 ekor. Seluruh sapi tersebut didatangkan PT Citra Agro Buana Semesta yang kemudian melakukan penggemukan sapi bakalan tersebut selama enam bulan, sebelum kemudian dipasarkan ke pasar domestik.