Ahad 09 Aug 2015 00:00 WIB

Bantuan Terhenti, Pembangunan Menara Masjid Sumber Mangkrak

Rep: lilis handayani/ Red: Taufik Rachman
Menara Masjid (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi.W
Menara Masjid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Pembangunan menara Masjid Agung Sumber, Kabupaten Cirebon, terhenti sejak sekitar 2013 lalu. Hal itu menyusul ketiadaan anggaran akibat terhentinya kucuran bantuan dari pemda setempat.

Pembangunan menara Masjid Agung Sumber yang terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon itu telah dimulai sejak 2011. Kala itu, Bupati Cirebon yang dijabat (Alm) Dedi Supardi berencana menjadikan menara masjid itu sebagai ikon daerah dan pusat kegiatan keagamaan.

Sejak awal, pembangunan menara masjid dibiayai oleh Pemkab Cirebon. Bangunan menara itu direncanakan setinggi sekitar 56 meter dengan lantai 16 tingkat dan dilengkapi lift.

''Kalau hasil perhitungan konsultan pembangunan dari Surabaya, pembangunan menara diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 9 miliar,'' kata Ketua panitia pembangunan menara Masjid Agung Sumber, Iin Masruhin.

Iin menjelaskan, pada tiga tahun awal pengerjaannya, Pemkab Cirebon telah mengucurkan anggaran sekitar Rp 6 miliar. Namun, pembangunan menara masjid itu terhenti kala Kabupaten Cirebon berganti bupati, dari Dedi Supardi (Alm) yang digantikan Sunjaya Purwadi Sastra.

Menurut Iin, berdasar hasil audiensi dengan Bupati Sunjaya, penghentian pembangunan menara akibat anggaran yang kini terbatas. Selain itu, bantuan dari Pemkab Cirebon juga dihentikan karena Pemprov Jawa Barat berjanji akan membantu mengucurkan dana.

''Hal itu disampaikan langsung Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat safari Ramadhan ke Masjiid Agung Sumber pada 2012 di depan jamaah. Tapi sampai sekarang belum terealisasi,'' kata Iin.

Untuk menyelesaikan pembangunan menara Masjid Agung Sumber, Iin menyatakan, pihaknya berencana meminta bantuan kepada publik dengan membuat spanduk besar di sekeliling menara. Selain sebagai bentuk protes kepada pemerintah, hal itu juga untuk mengetuk hati masyarakat agar turut membantu pembangunan menara.

Dari 16 lantai yang direncanakan, di dalam menara tersebut akan memiliki sejumlah fungsi, di antaranya basement, sekretariat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), museum pondok pesantren, perpustakaan digital, balai pertemuan, hingga tempat menginap.

''Di puncak menara pun akan dijadikan objek wisata religi, seperti di Masjid Agung Bandung,'' terang Iin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement