Senin 10 Aug 2015 06:25 WIB

Saatnya Greysia/Nitya Ukir Sejarah

Bilal Ramadhan
Foto: doc pri
Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bilal Ramadhan

Twitter: @abramdhanial

Total BWF World Championships (BWC) atau Kejuaraan Dunia 2015 akan digelar di Istora Senayan Jakarta pada 10-16 Agustus 2015 mendatang. Kejuaraan Dunia di Jakarta tahun ini merupakan yang ketiga kalinya digelar sejak tahun 1980 dan 1989. Setelah itu, Kejuaraan Dunia digelar di negara lain dan baru tahun ini kembali digelar di Jakarta.

Pada Kejuaraan Dunia 1980, Indonesia hampir menyapu bersih seluruh gelar juara dunia. Saat itu, juara dunia di sektor tunggal putra dimiliki Rudi Hartono, Verawati Fajrin di tunggal putri, Ade Chandra/Christian Hadinata di ganda putra, dan Christian Hadinata/Imelda Wiguna di ganda campuran.

Sayangnya pasangan ganda putri Verawati Fajrin/Imelda Wiguna gagal meraih gelar juara dunia setelah dikalahkan pasangan Inggris, Nona Perry/Jane Webster di babak final. Sedangkan nasib sial terjadi di Kejuaraan Dunia 1989 di Jakarta di mana Indonesia tidak meraih satu pun gelar sebagai tuan rumah.

Di antara lima sektor tersebut, ganda putri memang masih didominasi Cina. Sejak Kejuaraan Dunia digelar pada 1977 hingga 2014, Cina hanya kehilangan tiga kali gelarnya yaitu pada 1977, 1980 dan 1995.

Setelah Kejuaraan Dunia 1980, Indonesia juga hampir meraih gelar juara dunia ganda putri pada 1995 melalui pasangan Finarsih/Lili Tampi yang lolos ke babak final. Namun dikandaskan pasangan Korea Selatan, Gil Young Ah/Jang Hye Oek.

Indonesia juga sempat berharap pada pasangan Eliza Nathanael/Zelin Rosiana pada Kejuaraan Dunia 1997. Namun pasangan ini hanya mampu melaju hingga ke babak semifinal. Hingga Kejuaraan Dunia 2014, Indonesia tidak pernah lagi mengirimkan pasangan ganda putrinya hingga ke babak semifinal.

Indonesia memang sangat pantas untuk penasaran untuk mendapatkan gelar juara dunia di sektor ganda putri. Hal itu dikarenakan memang sektor ini satu-satunya yang tidak pernah memberikan gelar juara dunia untuk Indonesia. Sektor tunggal putri saja mampu membawa dua gelar juara dunia melalui Verawati Fajrin pada 1980 dan Susi Susanti pada 1993.

Pada tahun ini, pasangan andalan Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari sangat berpeluang untuk mengukir sejarah meraih gelar juara dunia tahun ini. Indonesia sebagai tuan rumah mengirimkan 16 wakilnya di Kejuaraan Dunia tahun ini. Terdiri dari masing-masing empat pasang di ganda putra, ganda campuran dan ganda putri serta dua wakil di sektor tunggal putra dan putri.

Di ganda putri, selain Greysia/Nitya, Indonesia juga mengirimkan pasangan Keshya Nurvita Hanadia/Devi Tika Permatasari, Pia Zebadiah Bernadeth/Rizki Amelia Pradipta dan Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati.

Tanpa memandang remeh tiga pasangan Indonesia lainnya, peluang Greysia/Nitya untuk meraih gelar juara dunia sangat besar. Dengan bekal peraih medali emas Asian Games 2014, finalis BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015 dan juara di Taipei Open GPG 2015, Greysia/Nitya sedang menunjukkan perkembangan yang pesat.

Berdasarkan undian, Greysia/Nitya berada di pool atas. Greysia/Nitya baru akan menemui lawan berat di babak perempat final yang diperkirakan akan melawan pasangan unggulan pertama dari Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Dua pasangan ini telah bertemu sebanyak empat kali dan saling berbagi kemenangan dan kekalahan masing-masing dua kali. Dua kali kemenangan Greysia/Nitya terhadap pasangan Jepang ini sangat membekas.

Kemenangan pertama Greysia/Nitya terjadi di babak final Asian Games 2014. Greysia/Nitya pun menyumbangkan medali emas untuk Indonesia. Kemenangan kedua terjadi di babak semifinal Taipei Open GPG 2015 lalu yang memuluskan langkah Greysia/Nitya untuk mempertahankan gelarnya.

Jika mampu menumbangkan unggulan pertama ini, Greysia/Nitya diperkirakan akan menjadi satu-satunya semifinalis non-Cina. Diperkirakan slot semifinalis lainnya akan ditempati pasangan ganda putri Cina.

Di babak semifinal pool atas, Greysia/Nitya akan melawan pemenang antara dua pasangan Cina yang harus saling ‘bunuh’ di perempat final antara unggulan tiga Wang Xiaoli/Yu Yang dan unggulan lima Tiang Qing/Zhao Yunlei.

Rekor pertemuan Greysia/Nitya dengan kedua pasangan Cina ini masih tertinggal. Dengan Wang Xiaoli/Yu Yang, Greysia/Nitya tertinggal 2-3. Sedangkan dengan pasangan Tian Qing/Zhao Yunlei, Greysia/Nitya tertinggal 1-3.

Namun begitu, peluang Greysia/Nitya untuk mengalahkan dua pasangan ini di semifinal tetap terbuka. Wang Xiaoli baru sembuh dari penyakitnya yang membuatnya harus istirahat selama beberapa bulan. Di Indonesia Open 2015, Yu Yang terpaksa harus berpasangan dengan pemain muda, Zhong Qianxin dan dapat dikalahkan Greysia/Nitya di babak semifinal.

Sedangkan jika melawan Tian Qing/Zhao Yunlei di semifinal, peluang Greysia/Nitya juga cukup terbuka karena pernah mengalahkan pasangan ini di semifinal Asian Games 2014. Akibat kekalahan tersebut, pasangan ini sempat diceraikan. Tian Qing dipasangkan dengan Tang Jinhua. Sedangkan Zhao Yunlei fokus di ganda campuran bersama pasangan yang juga kekasihnya, Zhang Nan.

Jika lolos ke final, Greysia/Nitya akan menantang pemenang dari dua pasangan Cina yaitu unggulan enam Ma Jin/Tang Yuanting dan unggulan dua Luo Ying/Luo Yu. Peluang Greysia/Nitya menjadi juara dunia makin terbuka lebar jika melawan Luo Ying/Luo Yu karena unggul dalam rekor pertemuan yaitu 3-1.

Dengan begitu, Greysia/Nitya akan mengukir sejarah dengan menjadi ganda putri Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia. Jika tidak tahun ini, Greysia/Nitya akan sulit mengukir sejarah di tahun-tahun selanjutnya karena usia yang sudah tidak muda lagi. Saat ini Greysia berusia 28 tahun dan Nitya berusia 26 tahun. Doakan saja…

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement